animasi blog

Saturday 27 June 2015

Analisis Film Berdasarkan Teori Kreativitas - Pengantar Kreativitas dan Keberbakat




Tokoh dari Teori Humanistik adalah Abraham Maslow, ia mengeluarkan teori mengenai hierarki kebutuhan manusia, yakni:
a.       Kebutuhan Fisik/biologis
Kebutuhan fisik/biologis adalah kebutuhan yang paling dasar seperti makanan, istirahat, minum, dll. Kebutuhan ini sangat kuat, dalam keadaan absolut maka semua kebutuhan lain ditinggalkan sehingga orang mencurahkan semua kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan ini.
Analisis: Dalam film tersebut, Guido mengambil enam butir telur saat pertama kali bertemu dengan Dora. Tindakan yang sebenarnya merupakan “hadiah” dari Dora ini tentu didasari akan adanya kebutuhan fisiologis Guido. (Menit ke 00:05:00 – 00:05:30)

b.      Kebutuhan akan Rasa Aman
Kebutuhan ini muncul ketika kebutuhan fisik terpuaskan dan bersifat pemuasan pada hal keamanan, stabilitas, keteraturan, kebebasan dari rasa takut maupun cemas. Pada dasarnya, kebutuhan ini adalah kebutuhan untuk mempertahankan hidup.
Analisis: Dalam film, Guido berusaha sebisa mungkin membuat suasana sulit dan menderita sebagai akibat dari ancaman Nazi dengan bercerita pada anaknya, Joshua bahwa ini semua hanya permainan. Ia, Joshua, dan orang-orang lain memiliki kebutuhan akan rasa aman, salah satunya diwujudkan Guido dengan berpikir positif dan berusaha membuat orang lain tersenyum. (Menit ke 01:00:00 – 01:05:00)

c.       Kebutuhan akan Kasih Sayang
Kebutuhan ini menjadi tujuan yang dominan ada pada manusia karena orang sangat peka terhadap penolakan atau cinta, maka kebutuhan ini penting sepanjang hidup. Menurut Maslow, cinta adalah hubungan sehat antara sepasang manusia yang melibatkan perasaan saling menghargai, menghormati dan mempercayai.
Analisis: Tidak mudah bagi Guido untuk bisa mendapatkan cinta Dora. Namun bermula dari kebutuhan akan kasih sayang, Guido mampu melakukan banyak hal untuk mendapatkan cinta Dora, salah satunya dengan mencari perhatiannya, dengan membuatnya masuk ke mobilnya saat hujan deras, dan membawa Dora dan berbicara banyak hal di suatu tempat. (Menit ke 00:29:45 – 00:34:00)

d.      Kebutuhan akan Penghargaan Diri
Kepuasan kebutuhan ini akan menimbulkan perasaan dan sikap percaya diri dan rasa diri berharga. Kebutuhan ini memiliki dua jenis, yaitu kebutuhan untuk bisa menghargai diri sendiri dan kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain.
Analisis: Guido betul-betul mampu menghargai dirinya sendiri. Dengan demikian ia akan dengan mudahnya menghargai orang lain. Salah satunya adalah ketika membuat kesalahan dengan menjatuhkan pot ke seorang pejabat Fasis, ia kemudian meminta maaf kepadanya dan bersifat jenaka, meski si pejabat marah-marah. Hal ini berarti Guido sangat asertif pada diri sendiri dan mampu membuat orang di sekitarnya tersenyum. (Menit ke 00:09:20 – 00:10:55)

e.       Kebutuhan akan Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri adalah keinginan untuk memperoleh kepuasan dengan dirinya sendiri untuk menyadari semua potensi dirinya, untuk menjadi apa saja yang ia dapat lakukan dan untuk menjadi kreatif serta bebas mencapai puncak prestasi potensinya.
Analisis: Salah satu perilaku Guido yang menunjukkan kebutuhan aktualisasi diri adalah ketika ia berjuang sedemikian rupa untuk mendirikan sebuah toko buku. Tak berat memang, namun idealisme tentang toko buku tersebut membuatnya bertahan dan terus berjuang. (Menit ke 00:09:18 – 00:10:19)


Sinopsis Film "Life Is Beautiful"
Roberto Benigni, pemeran ayah dari seorang anak kecil berusia tujuh tahun. Istrinya dipisahkan Nazi dari suaminya. Benigni dan anaknya menjadi tawanan tentara Nazi Jerman di kamp. konsentrasi di Auschwitz. Mereka sudah tidak lagi memiliki kebebasan, hidup di dalam suatu kawasan yang dilingkari kawat berduri dan dijaga ketat pasukan Nazi bersenjata lengkap, serta anjing pemburu yang ganas. Namun Benigni "mengkondisikan" anaknya dengan mengatakan bahwa mereka sedang bermain perang-perangan, sehingga anaknya termotivasi untuk menang.
Pada suatu malam yang sangat dingin, di mana pakaian tidak memadai, serta kekurangan makanan, anaknya mulai merasakan penderitaan dan kebosanan yang amat sangat. Sang anak ingin menghentikan permainan tersebut dan berkata: "Saya tidak mau melanjutkan permainan ini." Benigni merasakan perasaan sang anak. Lalu dengan wajah sedih dan memelas Benigni berkata kepada sang anak: "Baiklah kita menyerah kalah, mari kita hentikan permainan ini," sambil membereskan pakaian dan perlengkapan yang dimilikinya, yaitu selimut kumal, baju kotor dan sepatu bututnya. Kemudian Benigni berjalan gontai ke arah pintu keluar kamar namun sang anak berubah pikiran dan ingin memenangkan permainan tersebut.
Pada suatu saat sang anak bertanya kepada sang ayah setelah mendengar berita dari temannya, Gianluca dan Bartolomeo, bahwa penghuni di kamp. konsentrasi ini akan dibakar hidup-hidup di dalam oven dan kemudian menjadi bahan pembuat kancing dan sabun! Benigni tercenung lalu menjawab dengan jenaka: "Masa sih temanmu si Gianluca dan Bartolomeo akan dijadikan bahan kancing dan sabun?" "Kalau begitu mari kita cuci tangan dengan sabun yang terbuat dari Gianluca." Kemudian Benigni mencopot salah satu kancing bajunya dan menjatuhkannya ke lantai dingin dan kotor seraya berkata: "Lihat, si Bartolomeo jatuh." Sang anak tertawa.
Suatu hari tiba-tiba pasukan Jerman melakukan pembunuhan massal di kamp. konsentrasi tersebut, setelah mengetahui bahwa pasukan sekutu akan menguasai kota Auschwitz. Benigni harus menyelamatkan anak dan istrinya. Maka mereka berdua melarikan diri dari kamar untuk mencari tempat persembunyian. Benigni menyembunyikan sang anak di dalam sebuah kotak kecil. Benigni berkata: "Nak, hari ini adalah puncak permainan. Kita harus menang. Kamu harus bersembunyi di dalam kotak ini dan jangan sampai terlihat oleh siapa pun karena semua orang akan mencarimu, kamu harus mendapatkan hadiah tank." Maka Benigni memasukkan sang anak ke dalam kotak tersebut. Lalu Benigni mencari ibu dari sang anak untuk menyelamatkannya pula. Sementara itu proses eksekusi atau pembantaian sedang berlangsung dengan keji. Pembunuhan massal dengan cara memasukkan para tawanan ke kamar gas dan kemudian membakar mayatnya. Abu mayat beterbangan di atas kota Auschwitz. Namun malang bagi Benigni, dia tertangkap oleh tentara Nazi. Dia digelandang oleh seorang tentara Nazi. Dan ketika mereka berjalan bertepatan melewati kotak kecil di mana sang anak bersembunyi, serta moncong senapan mengarah di belakang kepala Benigni, sang anak menatap dari lubang persembunyiannya. Seketika Benigni tersadar bahwa ia sedang diawasi anaknya, dan ia langsung berjalan dengan sikap tegak layaknya tentara yang sedang berparade sambil memberi hormat.


Sang anak merasa senang. Dua menit kemudian terdengar suara tembakan menyalak di batik tembok. Benigni ditembak mati.... Namun sang anak belum menyadari. Ia masih tetap bersembunyi, sesuai pesan sang ayah. Tiga jam kemudian, tiba-tiba terdengar suara menderu-deru. Sebuah tank Amerika lewat di depan tempat persembunyian sang anak. Sang anak langsung meloncat keluar sambil menatap tank Amerika tersebut: "Inilah hadiahku, aku menang ayah...." Tank tersebut berhenti, seorang tentara Amerika mengangkat anak tersebut dan mengikutsertakannya masuk ke dalam tank. Sang anak memenangkan permainan ini.

Kisah ini sekiranya bisa menggambarkan bagaimana dia mampu menentukan pilihan, sikap, dan reaksi atas kejadian yang menimpa anak dan dirinya. Kemampuan mengendalikan hati dan pikiran. Meskipun secara fisik ia terbelenggu, namun ia mampu berpikir merdeka. Berpusat pada prinsip. Tanpa memiliki prinsip yang kuat dan benar, maka rintangan dan cobaan tersebut niscaya akan menggilas dirinya.

Monday 20 April 2015

SOFTSKILL (Pengantar Kreativitas dan Keberbakat)-VIDEO

Kelompok Softskill (Pengantar Kreativitas dan Keberbakat)

https://www.youtube.com/watch?v=FgnJDzi6diw&feature=youtu.be&noredirect=1


Ketua Kelompok : Alya C. Prasasti
Anggota         : Ade Suryani
                  Ajeng Sawitri
                  Meyta Mentari
                  Riska Putri D. Utami

Kelas           : 1 PA 02
Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma
2015

Saturday 11 April 2015

EMOSI - PSIKOLOGI UMUM 2


Kadispenad: Yang Ditenteng Softgun Bukan Pistol
Pomdam Tangani Kasus Aksi Koboy Oknum TNI
Selasa, 1 Mei 2012 — 17:57 WIB


JAKARTA (Pos Kota) – Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (kadispenad), Brigjen TNI Pandji Suko Hari Judho, menjelaskan kasus video aksi koboi oknum TNI yang muncul di youtube sudah ditangani oleh Pomdam Jaya. Hal itu dikatakannya menanggapi tayangan di youtube berdurasi beberapa menit dengan judul ‘Koboy Palmerah’.
Pomdam Jaya, kata jenderal bintang satu ini, telah memeriksa oknum anggota Denma Mabesad itu. Menurut keterangan kepada polisi militer, awalnya keributan dengan pengendara motor itu setelah mobil dinas itu digedor-gedor pengendara saat melintas di lokasi peristiwa.
Oknum tentara tersebut kaget, apalagi dituding jangan mentang-mentang anggota TNI berlalulintas tidak tertib. Akhirnya, oknum tersebut turun dari mobil karena mengira ada warga tertabrak atau tersenggol. Ternyata begitu dilihat tidak ada, lalu berujung cekcok dengan satu pengendara motor di pinggir jalan. “Mungkin anggota itu juga emosi,” kata Pandji.
Tenteng pistol, Pandji menjelaskan bahwa yang itu bukan pistol, tapi hanyalah softgun. “Itu bukan pistol, tapi softgun,” katanya.
Video ini di-upload di Youtube pada Senin (30/4/2012) dengan judul ‘Koboy Palmerah’ oleh seseorang dengan ID unpluggedtv. Tertulis, “Senin 30 April 2012, di Palmerah Selatan dekat halte Kompas. Seorang aparat menodongkan pistol ke wajah pengendara motor karena mobilnya terserempet. Aparat sensi ini sempat mengeluarkan tembakan ke atas”
Dalam video itu terlihat jelas seorang oknum TNI yang menggunakan kendaraan Toyota Avanza dengan pelat nomor TNI 1394-00 dan tanda bintang satu. Dan terlihat tengah cekcok dengan pengendara Vespa Piaggio putih yang memakai helm dan kaus biru.
(syamsir)


Apa itu emosi?
Pengertian emosi menurut beberapa ahli yakni:
a. Chaplin (1972) : emosi sebagai reaksi kompleks yang mengandung tingkatan aktivitas yang tinggi dan diikuti perubahan dalam kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan yang kuat.
b. William James (1995) : emosi adalah kecenderungan untuk memiliki perasaan yang khas bila berhadapan dengan objek tertentu dalam lingkungannya.
Jadi, emosi adalah suatu reaksi yang ditimbulkan oleh seseorang yang ditandai dengan adanya perubahan fisiologis pada diri individu akibat adanya rangsangan (stimulus) dari luar maupun dari dalam individu.

Plotnik (2005) mengatakan bahwa ada 4 komponen dalam mendefinisakn emosi, yaitu:
1. Adanya penginterpretasian atau penilaian beberapa stimulus
2. Merasakan adanya suatu perasaan yang subjektif
3. Mendapatkan respon fisiologis
4. Memperlihatkan tingkah laku yang dapat diobservasi

Menurut saya, kasus tersebut adalah contoh kasus dari sebuah teori pembahasan mengenai emosi, yakni Teori James-Lange.
A. Teori James Lange
Teori James-Lange dikemukakan oleh Psikolog Amerika yakni William James dan Psikolog Eropa yaitu Carl Lange pada akhir abad ke-19. Teori ini mengatakan bahwa emosi merupakan persepsi dari keadaan jasmani dan faktor terpenting dari emosi yang dirasakan adalah umpan balik dari perubahan kejasmanian yang terjadi karena menghadapi situasi yang menakutkan/membahayakan. Maksut dari teori ini adalah “orang sedih karena menangis, orang takut karena gemetar, orang senang karena tertawa”. Teori ini juga disebut Paradoks James.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa serangkaian kejadian dalam emosi yakni:
a. Kita menerima situasi yang akan menghasilkan emosi
b. Kita bereaksi kepada situasi tersebut
c. Kita memperhatikan reaksi kita.
Persepsi kita terhadap reaksi itu adalah dasar untuk emosi yang kita alami. Sehingga pengalaman emosi-emosi yang dirasakan terjadi setelah perubahan tubuh. Bentuk teori James-Lange :

STIMULUS - PERUBAHAN FISIOLOGIS - MERASA EMOSI - BARU MENYADARI BAHWA DIA EMOSI

B. Pembahasan Kasus
Menurut saya pada kasus ini terdapat 2 jenis emosi yang berbeda yakni kaget atau terkejut dan marah. Meski ada dua emosi, tetapi kasus tersebut tidak dapat diklasifikasikan dalam teori hubungan antar berbagai emosi (Pluthcik) karena emosi yang muncul tidak bersamaan melainkan bergantian. Proses terjadinya James-Lange Theory pada kasus tersebut yakni:
Emosi I
a. Stimulus : mobil dinas digedor-gedor pengendara saat melintas di suatu wilayah
b. Perubahan Fisiologis : peredaran darah makin cepat dan jantung berdebar-debar semakin kencang
c. Emosi yang terjadi : oknum tentara tersebut kaget.

Emosi II
a. Stimulus : mendapat tudingan kurang baik dari pengendara (“dituding jangan mentang-mentang anggota TNI berlalulintas tidak tertib.”)
b. Perubahan Fisiologi : peredaran darah makin cepat, jantung berdebar semakin kencang, paru-paru lebih cepat memompa udara, berkeringat.
c. Emosi yang terjadi : kemarahan oknum tentara. Hal tersebut dilihat dari kutipan “Seorang aparat menodongkan pistol ke wajah pengendara motor karena mobilnya terserempet. Aparat sensi ini sempat mengeluarkan tembakan ke atas.”

Mengapa pernyataan "Seorang aparat menodongkan pistol ke wajah pengendara motor karena mobilnya terserempet. Aparat sensi ini sempat mengeluarkan tembakan ke atas." disebut sebagai emosi marah?
Karena tindakan aparat yang menodongkan pistol ke wajah pengendara termasuk ke dalam tindakan emosional yang negatif.

Source : http://poskotanews.com/2012/05/01/pomdam-tangani-kasus-aksi-koboy-oknum-tni/

Sunday 15 March 2015

Ini Passionku, Mana Passionmu?

Nama saya Alya Catursari Prasasti, tapi kebanyakan orang kerap memanggil saya Alya. Saya sekarang berumur ±18 tahun dan duduk di bangku salah satu perguruan tinggi swasta di kota Depok dengan mengambil jurusan Psikologi. Sejak saya masih berada di SMP saya sangat menyukai bidang seni baik itu melukis, bermain musik, ataupun menari hingga pada suatu saat saya diharuskan untuk menari untuk ujian praktek mata pelajaran kesenian. Untuk mendapatkan nilai yang bagus tentu saja saya harus berlatih dengan keras, karenanya saya mulai mengikuti eskul menari. Saya terus berlatih menari setiap hari sepulang sekolah dan pada saat ujian praktek tiba, saya dapat menari dengan lancar dan mendapatkan nilai yang bagus. Tetapi walapun saya sudah berhasil melewati ujian praktek, saya tetap berlatih menari hingga mengikuti berbagai perlombaan khususnya di bidang modern dance baik itu di tingkat sekolah maupun tingkat umum. Berita baiknya, dari semua perlombaan yang diikuti, tim sekolah saya sering menjadi juara.
Kesukaan saya terhadap menari tidak hanya berhenti sampai situ saja, saya kembali meneruskan ekskul menari hingga di bangku SMA dan kembali mengikuti perlombaan yang bahkan berada di tingkat Nasional. Tanpa disadari ternyata saya sangat menyukai dan mencintai kegiatan menari tersebut yang memang semula hanyalah bertujuan untuk mengejar nilai. Saya merasa dengan menari saya bisa melupakan segala masalah yang saya hadapi, saya bisa menjadi diri saya sendiri dan bebas mengekspresikan diri. Rasanya sangat spektakuler ketika saya berada di panggung untuk menari dan disekeliling saya banyak orang yang meneriaki nama tim dance saya bermaksud untuk menyemangati, dan sejujurnya teriakan mereka membuat rasa gugup saya hilang yang kemudian tergantikan oleh semangat yang menggebu-gebu.
Selain menjadi penari, saya juga pernah diminta untuk mengajar modern dance untuk tingkat SD dan SMP dan tentu saja saya menerima tawaran itu dengan bersemangat. Harus saya akui bahwa pernah terpikir oleh saya untuk bisa menjadi penari professional dan membuat studio tari saya sendiri. Untuk mewujudkannya, hampir setiap perlombaan yang saya menangi, uangnya saya tabung kelak untuk membuat studio saya sendiri di masa depan.
Kini setelah kuliah saya sangat merindukan momen-momen tersebut, terutama ketika momen latihan karena pada saat itu solidaritas dan kerjasama tim sangat dibutuhkan dan menjadi keutamaan. Modern dance mengajarkan saya untuk menghargai orang lain terutama waktu, selalu mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi, mengajarkan saya untuk bertanggung jawab dan yang paling penting adalah mengajarkan saya untuk bisa pede tampil di depan umum.
Tapi kini saya sudah mulai meninggalkan masa remaja saya dan harus lebih bersikap dewasa. Saya tahu, bahwa hanya dengan menari saja tentu tidak bisa menjamin masa depan saya karena di Indonesia tidak banyak orang dengan mata pencaharian menari bisa menjadi sukses. Karenanya sejak saya mulai memasuki bangku perguruan tinggi, saya mulai bertekad untuk mengubur kecintaan saya terhadap menari dan mulai berpikir dewasa dengan mengambil jurusan Psikologi yang memang sudah saya cita-citakan sejak SMP. Meski saya harus meninggalkan cita-cita saya untuk menjadi penari professional, tapi hingga saat ini saya tetap mempertahankan cita-cita saya yang lain yaitu memiliki studio tari saya sendiri.

Yang harus saya camkan pada diri saya sendiri adalah...

"Menggeluti passion tidak berarti mencurahkan 100 persen hidup kita untuk itu. Passion bisa jadi hanyalah sebuah kecintaan terhadap suatu hal dan tidak selalu menjadi jalan hidup yang kita pilih. Oleh sebab itu, kita harus tahu kapan harus berhenti menekuni passion kita dan mencoba sesuatu yang lain yang bisa memberi peluang yang lebih besar terhadap kita untuk menjamin masa depan kita sendiri dan kemudian sukses, karena passion tidak selalu menjadi kunci kesuksesan."

ACP.