Ini Passionku, Mana Passionmu?
Nama
saya Alya Catursari Prasasti, tapi kebanyakan orang kerap memanggil saya Alya.
Saya sekarang berumur ±18 tahun dan duduk di bangku salah satu perguruan tinggi
swasta di kota Depok dengan mengambil jurusan Psikologi. Sejak saya masih
berada di SMP saya sangat menyukai bidang seni baik itu melukis, bermain musik,
ataupun menari hingga pada suatu saat saya diharuskan untuk menari untuk ujian
praktek mata pelajaran kesenian. Untuk mendapatkan nilai yang bagus tentu saja
saya harus berlatih dengan keras, karenanya saya mulai mengikuti eskul menari.
Saya terus berlatih menari setiap hari sepulang sekolah dan pada saat ujian
praktek tiba, saya dapat menari dengan lancar dan mendapatkan nilai yang bagus.
Tetapi walapun saya sudah berhasil melewati ujian praktek, saya tetap berlatih
menari hingga mengikuti berbagai perlombaan khususnya di bidang modern dance baik itu di tingkat sekolah
maupun tingkat umum. Berita baiknya, dari semua perlombaan yang diikuti, tim
sekolah saya sering menjadi juara.
Kesukaan
saya terhadap menari tidak hanya berhenti sampai situ saja, saya kembali
meneruskan ekskul menari hingga di bangku SMA dan kembali mengikuti perlombaan
yang bahkan berada di tingkat Nasional. Tanpa disadari ternyata saya sangat
menyukai dan mencintai kegiatan menari tersebut yang memang semula hanyalah
bertujuan untuk mengejar nilai. Saya merasa dengan menari saya bisa melupakan
segala masalah yang saya hadapi, saya bisa menjadi diri saya sendiri dan bebas
mengekspresikan diri. Rasanya sangat spektakuler ketika saya berada di panggung
untuk menari dan disekeliling saya banyak orang yang meneriaki nama tim dance saya bermaksud untuk menyemangati,
dan sejujurnya teriakan mereka membuat rasa gugup saya hilang yang kemudian
tergantikan oleh semangat yang menggebu-gebu.
Selain
menjadi penari, saya juga pernah diminta untuk mengajar modern dance untuk tingkat SD dan SMP dan tentu saja saya menerima
tawaran itu dengan bersemangat. Harus saya akui bahwa pernah terpikir oleh saya
untuk bisa menjadi penari professional dan membuat studio tari saya sendiri.
Untuk mewujudkannya, hampir setiap perlombaan yang saya menangi, uangnya saya
tabung kelak untuk membuat studio saya sendiri di masa depan.
Kini
setelah kuliah saya sangat merindukan momen-momen tersebut, terutama ketika momen
latihan karena pada saat itu
solidaritas dan kerjasama tim sangat dibutuhkan dan menjadi keutamaan. Modern dance mengajarkan saya untuk
menghargai orang lain terutama waktu, selalu mengutamakan kepentingan bersama
diatas kepentingan pribadi, mengajarkan saya untuk bertanggung jawab dan yang
paling penting adalah mengajarkan saya untuk bisa pede tampil di depan umum.
Tapi
kini saya sudah mulai meninggalkan masa remaja saya dan harus lebih bersikap
dewasa. Saya tahu, bahwa hanya dengan menari saja tentu tidak bisa menjamin
masa depan saya karena di Indonesia tidak banyak orang dengan mata pencaharian
menari bisa menjadi sukses. Karenanya sejak saya mulai memasuki bangku
perguruan tinggi, saya mulai bertekad untuk mengubur kecintaan saya terhadap
menari dan mulai berpikir dewasa dengan mengambil jurusan Psikologi yang memang
sudah saya cita-citakan sejak SMP. Meski saya harus meninggalkan cita-cita saya
untuk menjadi penari professional, tapi hingga saat ini saya tetap
mempertahankan cita-cita saya yang lain yaitu memiliki studio tari saya
sendiri.
Yang harus saya camkan pada diri saya sendiri
adalah...
"Menggeluti passion tidak
berarti mencurahkan 100 persen hidup kita untuk itu. Passion bisa jadi hanyalah sebuah
kecintaan terhadap suatu hal dan tidak selalu menjadi jalan hidup yang kita
pilih. Oleh sebab itu, kita harus tahu kapan harus
berhenti menekuni passion kita dan
mencoba sesuatu yang lain yang bisa memberi peluang yang lebih besar terhadap
kita untuk menjamin masa depan kita sendiri dan kemudian sukses, karena passion tidak selalu menjadi kunci
kesuksesan."
ACP.