animasi blog

Sunday, 15 March 2015

Ini Passionku, Mana Passionmu?

Nama saya Alya Catursari Prasasti, tapi kebanyakan orang kerap memanggil saya Alya. Saya sekarang berumur ±18 tahun dan duduk di bangku salah satu perguruan tinggi swasta di kota Depok dengan mengambil jurusan Psikologi. Sejak saya masih berada di SMP saya sangat menyukai bidang seni baik itu melukis, bermain musik, ataupun menari hingga pada suatu saat saya diharuskan untuk menari untuk ujian praktek mata pelajaran kesenian. Untuk mendapatkan nilai yang bagus tentu saja saya harus berlatih dengan keras, karenanya saya mulai mengikuti eskul menari. Saya terus berlatih menari setiap hari sepulang sekolah dan pada saat ujian praktek tiba, saya dapat menari dengan lancar dan mendapatkan nilai yang bagus. Tetapi walapun saya sudah berhasil melewati ujian praktek, saya tetap berlatih menari hingga mengikuti berbagai perlombaan khususnya di bidang modern dance baik itu di tingkat sekolah maupun tingkat umum. Berita baiknya, dari semua perlombaan yang diikuti, tim sekolah saya sering menjadi juara.
Kesukaan saya terhadap menari tidak hanya berhenti sampai situ saja, saya kembali meneruskan ekskul menari hingga di bangku SMA dan kembali mengikuti perlombaan yang bahkan berada di tingkat Nasional. Tanpa disadari ternyata saya sangat menyukai dan mencintai kegiatan menari tersebut yang memang semula hanyalah bertujuan untuk mengejar nilai. Saya merasa dengan menari saya bisa melupakan segala masalah yang saya hadapi, saya bisa menjadi diri saya sendiri dan bebas mengekspresikan diri. Rasanya sangat spektakuler ketika saya berada di panggung untuk menari dan disekeliling saya banyak orang yang meneriaki nama tim dance saya bermaksud untuk menyemangati, dan sejujurnya teriakan mereka membuat rasa gugup saya hilang yang kemudian tergantikan oleh semangat yang menggebu-gebu.
Selain menjadi penari, saya juga pernah diminta untuk mengajar modern dance untuk tingkat SD dan SMP dan tentu saja saya menerima tawaran itu dengan bersemangat. Harus saya akui bahwa pernah terpikir oleh saya untuk bisa menjadi penari professional dan membuat studio tari saya sendiri. Untuk mewujudkannya, hampir setiap perlombaan yang saya menangi, uangnya saya tabung kelak untuk membuat studio saya sendiri di masa depan.
Kini setelah kuliah saya sangat merindukan momen-momen tersebut, terutama ketika momen latihan karena pada saat itu solidaritas dan kerjasama tim sangat dibutuhkan dan menjadi keutamaan. Modern dance mengajarkan saya untuk menghargai orang lain terutama waktu, selalu mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi, mengajarkan saya untuk bertanggung jawab dan yang paling penting adalah mengajarkan saya untuk bisa pede tampil di depan umum.
Tapi kini saya sudah mulai meninggalkan masa remaja saya dan harus lebih bersikap dewasa. Saya tahu, bahwa hanya dengan menari saja tentu tidak bisa menjamin masa depan saya karena di Indonesia tidak banyak orang dengan mata pencaharian menari bisa menjadi sukses. Karenanya sejak saya mulai memasuki bangku perguruan tinggi, saya mulai bertekad untuk mengubur kecintaan saya terhadap menari dan mulai berpikir dewasa dengan mengambil jurusan Psikologi yang memang sudah saya cita-citakan sejak SMP. Meski saya harus meninggalkan cita-cita saya untuk menjadi penari professional, tapi hingga saat ini saya tetap mempertahankan cita-cita saya yang lain yaitu memiliki studio tari saya sendiri.

Yang harus saya camkan pada diri saya sendiri adalah...

"Menggeluti passion tidak berarti mencurahkan 100 persen hidup kita untuk itu. Passion bisa jadi hanyalah sebuah kecintaan terhadap suatu hal dan tidak selalu menjadi jalan hidup yang kita pilih. Oleh sebab itu, kita harus tahu kapan harus berhenti menekuni passion kita dan mencoba sesuatu yang lain yang bisa memberi peluang yang lebih besar terhadap kita untuk menjamin masa depan kita sendiri dan kemudian sukses, karena passion tidak selalu menjadi kunci kesuksesan."

ACP.