A. SUMBER
DAYA MANUSIA
a) DEFINISI
Pada
zaman globalisasi, sumber daya manusia (SDM) merupakan suatu hal yang penting
dalam mengembangkan suatu perusahaan, sebab sumber daya manusia (SDM) adalah
manusia yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi untuk mencapai
tujuan perusahaan/ organisasi tersebut. Secara umum definisi SDM dapat dibagi
menjadi dua, yaitu dari segi mikro dan makro. Secara mikro, SDM adalah individu
yang bekerja dan menjadi anggota perusahaan atau institusi dan disebut sebagai
pegawai, buruh, karyawan, pekerja. Sedangkan secara makro, SDM adalah penduduk
suatu negara yang memasuki usia angkatan kerja, baik yang belum bekerja
maupun yang sudah bekerja. Definisi sumber daya manusia menurut para ahli :
Hasibuan
Sumber Daya Manusia adalah kemampuan
terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki oleh suatu individu.
Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh lingkungan dan keturunannya, sedangkan
prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan agar bisa memenuhi kepuasannya. Sumber
Daya Manusia (SDM) terdiri dari daya fikir dan daya fisik manusia. Artinya
kemampuan setiap manusia sangat ditentukan oleh daya fisik dan daya fikirnya.
M.T.E
Hariandja
Sumber Daya Manusia adalah salah satu
faktor yang sangat penting dalam sebuah perusahaan selain faktor yang lainnya
seperti kinerja ataupun modal. Oleh karena itu, Sumber Daya Manusia (SDM) harus
dikelola dengan sangat baik supaya bisa meningkatkan efektivitas dan efisiensi
organisasi perusahaan.
Mathis dan Jackson
SDM merupakan suatu rancangan
sistem-sistem formal dalam suatu organisasi untuk memastikan penggunaan bakat
dan potensi manusia secara efektif dan efisien agar bisa mencapai tujuan
organisasi.
Mary
Parker Follett
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan
suatu seni agar bisa mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pengaturan
orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang dibutuhkan atau
bisa dibilang tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut sendirian.
Sonny Sumarsono
Sumber Daya Manusia memiliki dua pengertian.
Pertama, SDM adalah jasa atau usaha kerja yang bisa diberikan dalam proses
produksi. Dalam hal lain, SDM menggambarkan kualitas usaha yang dilakukan oleh
seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan suatu barang dan jasa.
Pengertian kedua, SDM berikaitan dengan manusia yang bisa bekerja untuk
memberikan jasa atau usaha kerja. Mampu bekerja bisa diartikan mampu melakukan
segala kegiatan yang memiliki kegiatan ekonomis.
Dari berbagai pendapat para ahli diatas mengenai definisi sumber daya manusia (SDM) maka dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia adalah manusia yang memiliki daya pikir dan daya fisik yang sehat dan terpadu sehingga menghasilkan suatu bakat dan potensi yang efektif agar bisa mencapai tujuan organisasi. Semakin tinggi dan berkualitas sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan, maka tujuan perusahaan akan semakin cepat dan pembangunan bangsa pun semakin baik.
b) FUNGSI - FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA
- Pengadaan adalah proses penempatan, seleksi, dan orientasi untuk memperoleh pekerja yang sesuai dengan keinginan perusahaan.
- Integration adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan pekerja agar tercipta kerjasama yang saling menguntungkan.
- Maintenance adalah kegiatan untuk meningkatkan atau memelihara kondisi fisik, mental dan loyalitas pekerja.
- Development adalah proses peningkatan keterampilan secara teoristik, konseptual dan moral pekerja melalui pendidikan dan training
- Compesation adalah pemberian berupa uang atau dalam bentuk lainnya kepada pekerja sebagai imbalan yang diberikannya kepada perusahaan baik itu secara tidak langsung (indirect) maupun secara langsung (direct).
- Kedisiplinan adalah kesadaran untuk menaati aturan yang diberlakukan oleh perusahaan yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
- Separation adalah berakhirnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahan tempat individu tersebut bekerja.
Contoh sumber daya manusia yang berada
di Indonesia adalah mantan presiden Republik Indonesia ke-3 yaitu B.J Habibie
yang memiliki sumber daya manusia sangat baik, sebab beliau mampu menciptakan
pesawat terbang yang dipakai oleh negara Jerman.
A. ORGANISASI
a)
DEFINISI
Definisi organisasi menurut para tokoh, yaitu :
1.
James D. Mooney
Organisasi
adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
2. Max Weber
Organisasi ialah suatu
kerangka terstruktur yang di dalamnya terdapat wewenang, tanggung jawab dan
pembagian kerja untuk menjalankan masing-masing fungsi tertentu.
3. Prof. Dr. Mr
Pradjudi Armosudiro
Organisasi
adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara
sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk
bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
4. W.J.S. Poerwadarminta
Organisasi merupakan
susunan dan aturan dari berbagai bagian (orang atau kelompok) sehingga menjadi
satu kesatuan yang teratur dan tertata.
5.
Paul Preston dan Thomas Zimmerer
Organisasi
adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
6. Stephen
P. Robbinss
Organisasi merupakan suatu kesatuan sosial yang dikoordinasikan dengan batasan-batasan yang relatif dapat diidentifikasi dan bekerja terus menerus untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi merupakan suatu kesatuan sosial yang dikoordinasikan dengan batasan-batasan yang relatif dapat diidentifikasi dan bekerja terus menerus untuk mencapai tujuan bersama.
7. Janu Murdiyamoko & Citra Handayani
Organisasi merupakan sebuah
sistem sosial yang mempunyai identitas kolektif secara tegas, progja yang
jelas, prosedur dan cara kerja, serta daftar anggota yang secara terperinci.
Berdasarkan tujuh definisi organisasi dari para ahli diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa organisasi adalah kesatuan sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih
yang saling bekerja sama serta bersifat terstruktur dan sengaja dibentuk untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
b) CIRI - CIRI ORGANISASI
Secara umum,
ciri-ciri organisasi yakni :
1.
Memiliki
komponen (atasan dan bawahan)
2.
Terdapat kerja
sama
3.
Memiliki tujuan
4.
Memiliki
sasaran
5.
Memiliki tata
tertib yang harus dipatuhi
6.
Terdapat pendelegasian
wewenang dan koordinasi tugas-tugas
c) UNSUR – UNSUR ORGANISASI
1. Manusia : sebuah organisasi akan terbentuk jika terdapat unsur manusia yang saling bekerjasama, ada pemimpin dan juga yang dipimpin telah terpenuhi.
2. Sasaran atau tujuan : sebuah organisasi akan terbentuk jika mempunyai suatu tujuan yang ingin dicapai
3. Struktur : sebuah organisasi akan terbentuk terdapat hubungan antara manusia satu dengan manusia lainnya, sehingga terciptalah organisasi
4. Kedudukan : sebuah organisasi akan terbentuk jika ada tempat kedudukannya.
5. Pekerjaan : sebuah organisasi akan terbentuk jika mempunyai pekerjaan yang akan dikerjakan serta adanya pembagian kerja.
6. Lingkungan : sebuah organisasi akan terbentuk jika lingkungannya sangat mendukung dan saling mempengaruhi, seperti misalnya adanya sistem kerjasama sosial.
7. Teknologi : sebuah organisasi akan terbentuk jika terdapat unsur-unsur teknisnya.
e) TEORI -TEORI KEPEMIMPINAN
c) UNSUR – UNSUR ORGANISASI
1. Manusia : sebuah organisasi akan terbentuk jika terdapat unsur manusia yang saling bekerjasama, ada pemimpin dan juga yang dipimpin telah terpenuhi.
2. Sasaran atau tujuan : sebuah organisasi akan terbentuk jika mempunyai suatu tujuan yang ingin dicapai
3. Struktur : sebuah organisasi akan terbentuk terdapat hubungan antara manusia satu dengan manusia lainnya, sehingga terciptalah organisasi
4. Kedudukan : sebuah organisasi akan terbentuk jika ada tempat kedudukannya.
5. Pekerjaan : sebuah organisasi akan terbentuk jika mempunyai pekerjaan yang akan dikerjakan serta adanya pembagian kerja.
6. Lingkungan : sebuah organisasi akan terbentuk jika lingkungannya sangat mendukung dan saling mempengaruhi, seperti misalnya adanya sistem kerjasama sosial.
7. Teknologi : sebuah organisasi akan terbentuk jika terdapat unsur-unsur teknisnya.
d) PRINSIP - PRINSIP ORGANISASI
Menurut
Roco Carzo, prinsip-prinsip organisasi sebagai berikut :
1.
Organisasi harus memiliki tujuan yang jelas
2.
Skala Hirarki atau perbandingan kekuasaan.
3.
Kesatuan perintah
4. Pelimpahan wewenang, terdapat dua pelimpahan
wewenang, yakni bersifat permanen yang ditandai dengan Surat Keputusan Tetap
(SK)dan bersifat sementara yang mendadak.
5. Pertanggung Jawaban, dalam hal ini semua pegawai
harus bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan hasil kerjanya
6. Pembagian pekerjaan, hal ini diperlukan untuk
menutupi ketidakmampuan setiap orang untuk mengerjakan semua pekerjaan yang ada
dalam organisasi.
7. Rentang pengendalian yang berkaitan dengan
jumlah bawahan yang harus dikendalikan seorang atasan.
8. Fungsional, yaitu bahwa setiap pegawai harus
memiliki tanggung jawab dan wewenang yang jelas.
9.
Pemisahan, artinya pegawai harus mampu
memisahkan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan pekerjaan.
10. Keseimbangan,
hal ini berkaitan dengan keseimbangan antara struktur organisasi dengan tujuan
organisasi.
11. Flexibilitas,
yakni suatu pertumbuhan dan perkembangan organisasi tergantung pada dinamika
kelompok.
12. Kepemimpinan
e) TEORI -TEORI KEPEMIMPINAN
1.
TEORI ORGANISASI KLASIK
Classical
theory atau teori tradisional berkembang sekitar tahun 1800-an
(abad 19). Menurut teori ini, organisasi sebagai struktur hubungan yang
memiliki berbagai tujuan, kegiatan, peranan dan kekuasaan-kekuasaan yang terjadi
apabila manusia saling bekerjasama. Dalam teori ini, organisasi digambarkan
oleh para teoritisi klasik sebagai sangat tersentralisasi dan tugas-tugasnya
terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku
tidak mengandung kreativitas.
Teori Organisasi klasik
menguraikan anatomi organisasi formal yang memiliki empat unsur pokok yaitu
sistem kegiatan yang terkoordinasi, kelompok orang, kerjasama, kekuasaan &
kepemimpinan. Sedangkan menurut penganut teori klasik suatu organisasi tergantung
pada empat kondisi pokok, yaitu kekuasaan,
saling melayani, doktrin, disiplin. Teori klasik berkembang dalam tiga
aliran, yaitu :
a.
Teori Birokrasi
Teori ini dikemukakan oleh Max
Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic
and Spirit of Capitalism”. Istilah birokrasi berasal dari kata legal dan
rasional. ‘Legal’ karena adanya wewenang dari aturan prosedur dan peranan yang
dirumuskan secara jelas, sedangkan ‘rasiona’
karena adanya penetapan tujuan yang ingin dicapai.
b.
Teori Administrasi
Teori ini dikembangkan oleh
Henry Fayol dan Lyndall Urwick dari
Eropa serta Mooney dan Reiley dari Amerika. Teori ini memusatkan pada aspek
makro dalam sebuah organisasi. Terdapat 14 kaidah manjemen menurut Fayol yang
menjadi dasar teori administrasi yaitu pembagian kerja, wewenang & tanggung
jawab, disiplin, kesatuan perintah, kesatuan pengarahan, mendahulukan
kepentingan umum, balas jasa, sentralisasi, rantai skalar, aturan, keadilan,
kelanggengan personalia, inisiatif, dan semangat korps.
c.
Manajemen ilmiah
Teori manajemen ilmiah
dikembangkan mulai tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor. Teori ini
berkebalikan dari teori administrasi sebab memusatkan pada aspek mikro dalam
sebuah organisasi. Empat kaidah manajemen menurut Frederick W. Taylor adalah :
1)
Menggantikan metode kerja dalam praktek dengan
metode atas dasar ilmu pengetahuan.
2)
Mengadakan seleksi, latihan dan pengembangan
karyawan
3)
Pengembangan ilmu tentang kerja, seleksi,
latihan dan pengembangan secara ilmiah perlu intregasikan.
4)
Perlu dikembangkan semangat dan mental karyawan
untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah
2.
TEORI ORGANISASI NEOKLASIK
Teori neoklasik dikenal sebagai
teori/ aliran hubungan manusiawi (The
human relation movement). Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori
klasik. Teori ini muncul untuk menyempurnakan teori klasik. Teori ini
menekankan pada pentingnya aspek psikologis dan sosial pada karyawan sebagai
individu ataupun kelompok kerja. Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan
inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga
Munsterberg. Dalam hal pembagian kerja, teori neoklasik telah mengemukaan
perlunya hal-hal sebagai berikut:
a. Partisipasi, yaitu melibatkan setiap orang dalam
proses pengambilan keputusan.
b.
Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi.
c. Manajemen
bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para junior untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.
3.
TEORI ORGANISASI MODERN
Teori modern dipelopori Herbert Simon.
Teori ini muncul sebab terdapat ketidakpuasan dari teori klasik dan neoklasik.
Teori Modern sering disebut dengan teori “Analisa Sistem” atau “Teori Terbuka”
yang memadukan antara teori klasik dan neoklasik. Teori Organisasi Modern
melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan yang saling bergantung dan tidak bisa
dipisahkan yang di dalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem
tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi
merupakan sistem yang terbuka.
Contoh salah satu organisasi yang berada di Indonesia adalah koperasi. Koperasi adalah badan usaha yang berasaskan pada kekeluargaan dan beranggotakan badan hukum atau banyak orang. Menurut UUD 1945 pasal 33 ayat 1, tujuan koperasi adalah untuk menyejahterakan anggotanya. Jenis koperasi yaitu ada koperasi simpan pinjam, koperasi pemasaran, koperasi konsumen, koperasi produsen dan koperasi jasa.
C. KEPEMIMPINAN
a) DEFINISI
1. Hemhill dan Coon (1995)
Kepemimpinan adalah sikap dari seorang
individu yang memimpin berbagai kegiatan dari suatu kelompok menuju suatu
tujuan yang ingin dicapai bersama-sama.
2. Reed (1976)
Kepimpinan adalah suatu cara mempengaruhi perilaku seseorang agar perjuangan dapat dilakukan mengikuti kehendak dari seorang pemimpin.
Kepimpinan adalah suatu cara mempengaruhi perilaku seseorang agar perjuangan dapat dilakukan mengikuti kehendak dari seorang pemimpin.
3. Duben (1954)
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan para pemegang kekuasaan dan pembuat suatu keputusan.
Kepemimpinan adalah suatu kegiatan para pemegang kekuasaan dan pembuat suatu keputusan.
4. Stephen J. Carrol dan Henry L. Tosj (1977)
Kepemimpinan adalah suatu proses
mempengaruhi orang lain untuk mengerjakan apa yang kamu kehendaki dari mereka
untuk mengerjakannya.
5. George R. Terry
Kepemimpinan merupakan suatu hubungan yang
ada didalam diri seseorang atau pemimpin dan mempengaruhi orang lain agar mau
bekerja dengan sadar dalam hubungan tugas agar tercapainya sebuah tujuan yang
diinginkan.
6. James M. Black (1961)
Kepemimpinan yakni suatu kemampuan yang mampu meyakinkan orang lain agar mau bekerjasama dibawah seorang pimpinan agar menjadi kesatuan dari tim untuk mencapai tujuan tertentu.
Kepemimpinan yakni suatu kemampuan yang mampu meyakinkan orang lain agar mau bekerjasama dibawah seorang pimpinan agar menjadi kesatuan dari tim untuk mencapai tujuan tertentu.
7. P. Pigors (1935)
Kepemimpinan adalah proses dorong
mendorong lewat keberhasilan sebuah interaksi dari berbagai perbedaan individu,
mengontrol seseorang dalam mengejar tujuan bersama.
8. G. L. Feman dan E. K. Taylor (1950)
Kepemimpinan diyakini sebagai suatu
kemampuan untuk menciptakan aktifitas suatu kelompok untuk mencapai tujuan
organisasi dengan efektifitas yang maksimal & kerjasama dari tiap individu.
Dari delapan definisi mengenai kepemimpinan menurut para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah sikap yang berasal dari dalam diri individu untuk
memimpin suatu kegiatan dimana didalamnya terdapat proses mempengaruhi atau
membujuk orang lain/ anggota kelompok untuk bergerak ke arah yang diinginkan dalam
mencapai suatu tujuan bersama.
b) TEORI KEPEMIMPINAN
1. Teori Great Man/ Teori Big Bang
Dalam teori ini Great Man dan Big Bang, kepemimpinan merupakan bawaan seseorang sejak lahir. Kekuasaan berada pada orang tertentu melalui proses pewarisan yang memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin atau karena keberuntungan sebab dirinya memiliki potensi untuk menjadi pemimpin. Selain itu, peristiwa yang besar seperti pemberontakan, kerusuhan, ataupun revolusi juga bisa membuat seseorang menjadi pemimpin. Dalam hal ini, pemimpin harus mampu mengintergrasikan antara situasi yang sedang berlangsung dengan pengikutnya.
Dalam teori ini Great Man dan Big Bang, kepemimpinan merupakan bawaan seseorang sejak lahir. Kekuasaan berada pada orang tertentu melalui proses pewarisan yang memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin atau karena keberuntungan sebab dirinya memiliki potensi untuk menjadi pemimpin. Selain itu, peristiwa yang besar seperti pemberontakan, kerusuhan, ataupun revolusi juga bisa membuat seseorang menjadi pemimpin. Dalam hal ini, pemimpin harus mampu mengintergrasikan antara situasi yang sedang berlangsung dengan pengikutnya.
2. Teori Sifat Kepribadian/ Trait Theories
Dalam teori ini, seseorang dapat menjadi pemimpin apabila memiliki sifat yang dibutuhkan sebagai seorang pemimpin. Teori ini menyebutkan bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat kepribadian baik secara fisik ataupun psikologis. Terdapat 4 rumusan yang dikemukakan oleh Keith Davis mengenai hal yang berpengaruh pada keberhasilan seseorang menjadi pemimpin yaitu kecerdasan, kedewasaan dan keluasan hubungan sosial, motivasi diri, serta dorongan berprestasi dan sikap hubungan kemanusiaan.
Dalam teori ini, seseorang dapat menjadi pemimpin apabila memiliki sifat yang dibutuhkan sebagai seorang pemimpin. Teori ini menyebutkan bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat kepribadian baik secara fisik ataupun psikologis. Terdapat 4 rumusan yang dikemukakan oleh Keith Davis mengenai hal yang berpengaruh pada keberhasilan seseorang menjadi pemimpin yaitu kecerdasan, kedewasaan dan keluasan hubungan sosial, motivasi diri, serta dorongan berprestasi dan sikap hubungan kemanusiaan.
3. Teori Perilaku (Behavior Theories)
Dalam teori ini, keberhasilan pemimpin tergantung pada perilakunya dalam menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinan. Gaya/ perilaku kepemimpinan terlihat dari cara melakukan pengambilan keputusan, cara memotivasi bawahan, cara berbicara, cara memerintah, cara membimbing dan mengarahkan bawahan hingga cara menegur dan memberi sanksi.
Dalam teori ini, keberhasilan pemimpin tergantung pada perilakunya dalam menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinan. Gaya/ perilaku kepemimpinan terlihat dari cara melakukan pengambilan keputusan, cara memotivasi bawahan, cara berbicara, cara memerintah, cara membimbing dan mengarahkan bawahan hingga cara menegur dan memberi sanksi.
4. Teori Kontingensi/ Teori Situasional
Dalam teori ini, tidak terdapat satu jalan kepemimpinan yang terbaik untuk mengelola dan mengurus suatu organisasi.
Contoh hal yang menunjukkn kepemimpinan di Indonesia adalah Presiden Republik Indonesia dengan gaya kepemimpinan yang demokratis, artinya kepemimpinan yang melibatkan partisipasi bawahan dalam pengambilan keputusan organisasi seperti ketika pemilihan umum (PEMILU). Meski begitu, Indonesia juga pernah menganut gaya kepemimpinan otokratis yaitu gaya kepemimpinan yang menuntut adanya kepatuhan penuh dari bawahannya tanpa adanya pembangkangan terhadap pemimpin mereka. Gaya kepemimpinan otokratis tersebut terjadi ketika Soeharto menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Selama 32 tahun berkuasa, beliau melarang 7 surat kabar untuk terbit sehingga pers masyarakat tidak memiliki kesempatan untuk mengemukakan opini mereka.
Dalam teori ini, tidak terdapat satu jalan kepemimpinan yang terbaik untuk mengelola dan mengurus suatu organisasi.
Contoh hal yang menunjukkn kepemimpinan di Indonesia adalah Presiden Republik Indonesia dengan gaya kepemimpinan yang demokratis, artinya kepemimpinan yang melibatkan partisipasi bawahan dalam pengambilan keputusan organisasi seperti ketika pemilihan umum (PEMILU). Meski begitu, Indonesia juga pernah menganut gaya kepemimpinan otokratis yaitu gaya kepemimpinan yang menuntut adanya kepatuhan penuh dari bawahannya tanpa adanya pembangkangan terhadap pemimpin mereka. Gaya kepemimpinan otokratis tersebut terjadi ketika Soeharto menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Selama 32 tahun berkuasa, beliau melarang 7 surat kabar untuk terbit sehingga pers masyarakat tidak memiliki kesempatan untuk mengemukakan opini mereka.
D. HUBUNGAN ANTARA SDM, ORGANISASI, DAN KEPEMIMPINAN
Dari berbagai teori yang sebelumnya telah menjelaskan mengenai sumber daya manusia (SDM), organisasi, dan kepemimpinan maka dapat diketahui bahwa ketiganya saling berkaitan. Pertumbuhan yang terjadi dalam suatu organisasi tidak hanya berhubungan dengan organisasinya saja, tetapi juga berhubungan dengan pegawai yang bekerja pada organisasi tersebut. Pertumbuhan suatu organisasi dilakukan oleh manusia atau pegawai. Organisasi dapat berkembang apabila pegawai juga turut andil dan saling bekerjasama untuk memajukan organisasi sehingga dapat tercapailah tujuan organisasi.
Pengembangan sumber daya manusia yang baik dan berkualitas dapat menghasilkan pemimpin yang dapat membuat perubahan yang baik pula dalam suatu organisasi yang dipimpinnya. Agar organisasi dapat mengembangkan kemampuan kepemimpinan mereka secara maksimal, maka terdapat beberapa poin penting yang perlu diperhatikan seperti mudahnya membangun sebuah hubungan, memiliki niat baik, dan memiliki rasa percaya baik itu terhadap dirinya sendiri maupun terhadap para karyawannya. Organisasi yang sukses tentu dipimpin oleh pemimpin yang tidak hanya memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian yang baik, tetapi juga perlu memiliki kemampuan relasional untuk bisa dengan mudah bekerjasama dengan orang lain agar dapat mewujudkkan visi dan misi organisasi.
Sumber daya manusia dan kepemimpinan merupakan faktor yang berkaitan dan sangat penting dalam memajukan suatu organisasi, sebab kedua faktor tersebut adalah dasar bagi berkembangnya suatu organisasi yang berkompeten. Sumber daya manusia harus diperhatikan dengan sangat baik, entah itu dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas. Segi kualitas dilihat dari berbagai aspek seperti tingkat pendidikan, kesehatan, dan kualitas tenaga kerja yang tersedia. Sedangkan kuantitas terdiri dari jumlah, kepadatan, dan mobilitas penduduk. Misalnya, kasus penyuapan atau nepotisme yang kerap kali terjadi pada proses seleksi tenaga kerja tentu saja akan menurunkan kualitas sumber daya manusia yang nantinya akan justru merusak organisasi. Individu yang memiliki keterpaduan antara daya fisik dan daya pikir yang baik akan menghasilkan potensi dan bakat yang juga berkualitas untuk menjadikannya sebagai seorang pemimpin yang baik, dimana pemimpin yang baik akan merangkul pegawainya untuk bersama-sama memajukan suatu organisasi.
Sumber daya manusia dan kepemimpinan merupakan faktor yang berkaitan dan sangat penting dalam memajukan suatu organisasi, sebab kedua faktor tersebut adalah dasar bagi berkembangnya suatu organisasi yang berkompeten. Sumber daya manusia harus diperhatikan dengan sangat baik, entah itu dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas. Segi kualitas dilihat dari berbagai aspek seperti tingkat pendidikan, kesehatan, dan kualitas tenaga kerja yang tersedia. Sedangkan kuantitas terdiri dari jumlah, kepadatan, dan mobilitas penduduk. Misalnya, kasus penyuapan atau nepotisme yang kerap kali terjadi pada proses seleksi tenaga kerja tentu saja akan menurunkan kualitas sumber daya manusia yang nantinya akan justru merusak organisasi. Individu yang memiliki keterpaduan antara daya fisik dan daya pikir yang baik akan menghasilkan potensi dan bakat yang juga berkualitas untuk menjadikannya sebagai seorang pemimpin yang baik, dimana pemimpin yang baik akan merangkul pegawainya untuk bersama-sama memajukan suatu organisasi.
E. CONTOH KASUS DI INDONESIA
Ketika masa kekuasaan Soeharto yang menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia selama 32 tahun dengan gaya kepemimpinannya yang otokratis, terdapat pula diantaranya kasus yang menyangkut kejahatan nepotisme. Ketika beliau menjabat menjadi presiden, seluruh anak-anak Soeharto dan istrinya menjabat sebagai anggota DPR juga merangkap sebagai pengusaha kelas kakap. Meski pada masa kepemimpinan saat itu status Indonesia berhasil naik menjadi negara berkembang, namun tidak menutupi kenyataan bahwa masyarakat Indonesia cukup menderita. Buktinya adalah banyaknya kasus pengangguran, korupsi, tidak adanya hak rakyat dalam mengutarakan pendapatnya terkaitdengan pemerintahan yang dipimpin Soeharto, hingga banyak aktivis yang hilang ketika hendak mengutarakan opini mereka.
Dari kasus tersebut tentu dapat ditarik kesimpulan bahwa sumber daya manusia yang kurang baik dapat menjadikan kepemimpinan suatu organisasi terganggu. Sebab, dalam memilih pemimpin pelu diperhatikan kemampuan sumber daya manusia dan bukan semata-mata karena calon kandidat adalah anggota keluarga. Sebab, apabila pemilihan calon pemimpin berdasarkan keluarga dan tidak memperhitungkan kemampuan sumber daya manusia yang dimilikinya, maka sudah dapat dipastikan bawa tujuan organisasi tidak akan tercapat dengan baik.
Ketika masa kekuasaan Soeharto yang menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia selama 32 tahun dengan gaya kepemimpinannya yang otokratis, terdapat pula diantaranya kasus yang menyangkut kejahatan nepotisme. Ketika beliau menjabat menjadi presiden, seluruh anak-anak Soeharto dan istrinya menjabat sebagai anggota DPR juga merangkap sebagai pengusaha kelas kakap. Meski pada masa kepemimpinan saat itu status Indonesia berhasil naik menjadi negara berkembang, namun tidak menutupi kenyataan bahwa masyarakat Indonesia cukup menderita. Buktinya adalah banyaknya kasus pengangguran, korupsi, tidak adanya hak rakyat dalam mengutarakan pendapatnya terkaitdengan pemerintahan yang dipimpin Soeharto, hingga banyak aktivis yang hilang ketika hendak mengutarakan opini mereka.
Dari kasus tersebut tentu dapat ditarik kesimpulan bahwa sumber daya manusia yang kurang baik dapat menjadikan kepemimpinan suatu organisasi terganggu. Sebab, dalam memilih pemimpin pelu diperhatikan kemampuan sumber daya manusia dan bukan semata-mata karena calon kandidat adalah anggota keluarga. Sebab, apabila pemilihan calon pemimpin berdasarkan keluarga dan tidak memperhitungkan kemampuan sumber daya manusia yang dimilikinya, maka sudah dapat dipastikan bawa tujuan organisasi tidak akan tercapat dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Chaniago, Nasrul Syakur. (2011). Manajemen
Organisasi, Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Greer, Charles R. (1995). Strategy
and Human Resources: A General Managerial Perspective. New Jersey:
Prentice Hall.
Ignasius, Wursantio. (2003). Dasar-Dasar
Ilmu Organisasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Mesiono. (2010). Manajemen dan Organisasi. Bandung: Citapustaka
Media Perintis.
Siagian, Sondang P. (1996). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
http://s_tiwi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/17350/MINGGU_3.doc