animasi blog

Tuesday, 9 December 2014

RESENSI NOVEL

PERAHU KERTAS



Penulis                         : Dewi Lestari “Dee”
Penerbit                      : Bentang Pustaka, Truedee Pustaka Sejati
Tahun Terbit             : 2009
Jumlah Halaman     : 444 halaman


RESENSI NOVEL

            Bagi orang lain, Kugy adalah gadis yang aneh. Ia hobi membuat dongeng fiksi dan bercita-cita menjadi juru dongeng. Namun ia sadar bahwa penulis dongeng bukanlah profesi yang meyakinkan. Kugy sering menulis surat kepada Dewa Neptunus dan menganggap dirinya sebagai seorang agen Neptunus karena sering menulis surat yang dilipat menjadi perahu kertas dan dihanyutkan ke sungai atau laut untuk Dewa Neptunus. Kemudian Kugy bertemu dengan Keenan yang dipertemukan lewat pasangan Eko dan Noni. Eko adalah sepupu Keenan, sementara Noni adalah sahabat Kugy sejak kecil. Keenan adalah sosok yang memiliki ketertarikan dibidang melukis namun tidak mendapatkan restu dari ayahnya. Oleh ayahnya, Keenan justru dipaksa untuk melanjutkan perusahaan ayahnya di bidang bisnis.
            Mereka berempat merupakan sahabat karib, namun lama-kelamaan Kugy dan Keenan saling mengagumi tanpa memiliki kesempatan untuk saling mengungkapkan perasaan masing-masing karena saat itu Kugy sudah memiliki kekasih yaitu Ojos dan Keenan dicomblangkan oleh Noni dan Eko dengan Wanda. Keenan dan Wanda memiliki nasib yang sama yaitu berbakat menjadi pelukis namun kedua orang tua mereka tidak setuju, karenanya mereka semakin dekat bahkan menjadi sepasang kekasih. Saat mendengar bahwa Wanda dan Keenan sudah berpacaran, Kugy merasa sakit hati padahal ia tau bahwa ia sudah memiliki kekasih. Hingga akhirnya Ojos mulai merasakan perubahan sikap pada Kugy dan mereka putus.
Persahabatan mereka berempat pun mulai renggang. Kini Kugy memiliki kesibukan baru yakni menjadi guru relawan di Sakola Alit dan bertemu dengan muridnya yang paling nakal yaitu Pilik. Kugy menulis kisah tentang murid-muridnya itu yang diberi judul “Jenderal Pilik dan Pasuka Alit” yang nantinya akan ia berikan pada Keenan. Hubungan Keenan dengan Wanda pun menghadapi konflik besar dan akhirnya mereka putus juga. Dengan hati yang hancur, Keenan lalu pergi ke Ubud dan tinggal di rumah sahabat ibunya yaitu Pak Wayan dan bertemu dengan Luhde, keponakan Pak Wayan. Di Ubud, Keenan mulai bisa melukis lagi dengan berbekal cerita “Jenderal Pilik dan Pasukan Alit” yang diberikan Kugy padanya dan lukisannya kini diburu para kolektor.
Setelah Kugy lulus kuliah, ia langsung bekerja di sebuah biro iklan di Jakarta sebagai copywriter dan bertemu dengan Remi yang merupakan bos sekaligus sahabat abangnya. Lama-kelamaan Remi mulai menyukai Kugy dan ketulusan Remi pun berhasil meluluhkan hati Kugy. Karena kondisi kesehatan ayahnya yang memburuk, Keenan terpaksa kembali ke Jakarta untuk menjalankan perusahaan keluarganya dan menjalani hubungan jarak jauh dengan Luhde.  Keenan dan Kugy merasa mereka telah menemukan cintanya masing-masing. Namun hal tersebut tidak bertahan lama. Hubungan Keenan dan Luhde akhirnya berakhir, begitu pula dengan hubungan Kugy dengan Remi.
Pertemuan antara Kugy dan Keenan pun tidak dapat dihindari dan bahkan pertemuan kali ini membuat mereka mampu mempersatukan cinta keduanya yang sempat tertunda. Kini, Keenan dan Kugy pun menjalin hubungan layaknya air yang selalu mengaliri perahu kertas yang dihanyutkan di parit, di empang, di sungai, tapi selalu bermuara ke tempat yang sama yaitu laut.



KELEBIHAN NOVEL
1.      Ceritanya bagus dan menarik,
2.     Gaya bahasanya ringan sehingga mudah dipahami pembaca sehingga dapat dipahami oleh berbagai usia,
3.     Cerita dalam novel ini dapat dijumpai di kehidupan sehari-hari sehingga pembaca tidak memiliki kesulitan dalam membayangkan ceritanya,
4.     Latar waktu dan tempat yang dijelaskan secara detail membuat pembaca seakan ikut terlibat di dalamnya,
5.     Novel ini mengajarkan pembelajaran hidup dan tidak hanya bercerita mengenai remaja pada umumnya.

KEKURANGAN NOVEL
1.      Banyak bagian cerita yang monoton sehingga terkadang menimbulkan kebosanan bagi pembaca,
2.     Banyaknya latar tempat dalam cerita seringkali membuat pembaca bingung dalam memahaminya, sehingga pembaca harus memiliki konsentrasi yang tinggi dalam membacanya,
3.     Akhir ceritanya kurang jelas dan masih menggantung sehingga menimbulkan rasa penasaran bagi pembaca.

PESAN MORAL
1.      Kebahagiaan tidak bisa diukur dari nilai material. Walaupun Pilik adalah anak yang kurang mampu tetapi ia adalah anak yang ceria dan memiliki semangat untuk belajar yang tinggi.
2.     Menampilkan sisi pengorbanan yaitu ketika Keenan harus melepas mimpinya karena ia harus menggantikan kedudukan ayahnya yang terkena stroke di kantor.
3.     Menampilkan sisi persahabatan melalui persahabatan sejati yang dimiliki Keenan, Kugy, Eko, dan Noni.
4.     Kita tidak boleh memaksakan cinta kita terhadap orang lain.
5.     Dalam menggapai cita-cita dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang besar karena kita akan menghadapi banyak rintangan sebagai penguji.