PERAHU KERTAS
Penulis : Dewi Lestari “Dee”
Penerbit : Bentang Pustaka,
Truedee Pustaka Sejati
Tahun
Terbit : 2009
Jumlah
Halaman : 444 halaman
RESENSI NOVEL
Bagi
orang lain, Kugy adalah gadis yang aneh. Ia hobi membuat dongeng fiksi dan bercita-cita menjadi juru dongeng. Namun
ia sadar bahwa penulis dongeng bukanlah profesi yang meyakinkan. Kugy sering menulis surat kepada Dewa
Neptunus dan menganggap dirinya sebagai seorang agen Neptunus karena sering
menulis surat yang dilipat menjadi perahu kertas dan dihanyutkan ke sungai atau
laut untuk Dewa Neptunus. Kemudian Kugy bertemu
dengan Keenan yang dipertemukan lewat pasangan Eko dan
Noni. Eko adalah sepupu Keenan, sementara Noni adalah sahabat Kugy sejak kecil. Keenan adalah sosok yang memiliki
ketertarikan dibidang melukis namun tidak mendapatkan restu dari ayahnya. Oleh
ayahnya, Keenan justru dipaksa untuk melanjutkan perusahaan ayahnya di bidang
bisnis.
Mereka berempat merupakan sahabat karib,
namun lama-kelamaan Kugy dan Keenan saling mengagumi tanpa memiliki kesempatan
untuk saling mengungkapkan perasaan masing-masing karena saat itu Kugy sudah
memiliki kekasih yaitu Ojos dan Keenan dicomblangkan oleh Noni dan Eko dengan
Wanda. Keenan dan Wanda memiliki nasib yang sama yaitu berbakat menjadi pelukis
namun kedua orang tua mereka tidak setuju, karenanya mereka semakin dekat
bahkan menjadi sepasang kekasih. Saat
mendengar bahwa Wanda dan Keenan sudah berpacaran, Kugy merasa sakit hati
padahal ia tau bahwa ia sudah memiliki kekasih. Hingga akhirnya Ojos mulai
merasakan perubahan sikap pada Kugy dan mereka putus.
Persahabatan mereka berempat pun mulai renggang.
Kini Kugy memiliki kesibukan baru yakni menjadi guru relawan di Sakola Alit dan
bertemu dengan muridnya yang paling nakal yaitu Pilik. Kugy menulis kisah
tentang murid-muridnya itu yang diberi judul “Jenderal Pilik dan Pasuka Alit”
yang nantinya akan ia berikan pada Keenan. Hubungan Keenan dengan Wanda pun menghadapi
konflik besar dan akhirnya mereka putus juga. Dengan hati yang hancur, Keenan lalu
pergi ke Ubud dan tinggal di rumah sahabat ibunya yaitu Pak Wayan dan bertemu
dengan Luhde, keponakan Pak Wayan. Di Ubud, Keenan mulai bisa melukis lagi
dengan berbekal cerita “Jenderal Pilik dan Pasukan Alit” yang diberikan Kugy padanya
dan lukisannya kini diburu para kolektor.
Setelah Kugy lulus kuliah, ia langsung
bekerja di sebuah biro iklan di Jakarta sebagai copywriter dan bertemu dengan
Remi yang merupakan bos sekaligus sahabat abangnya. Lama-kelamaan Remi mulai
menyukai Kugy dan ketulusan Remi pun berhasil meluluhkan hati Kugy. Karena kondisi kesehatan ayahnya yang memburuk, Keenan
terpaksa kembali ke Jakarta untuk menjalankan perusahaan keluarganya dan
menjalani hubungan jarak jauh dengan Luhde. Keenan dan Kugy merasa mereka
telah menemukan cintanya masing-masing. Namun hal tersebut tidak bertahan lama.
Hubungan Keenan dan Luhde akhirnya berakhir, begitu pula dengan hubungan Kugy
dengan Remi.
Pertemuan antara Kugy dan Keenan pun
tidak dapat dihindari dan bahkan pertemuan kali ini membuat mereka mampu
mempersatukan cinta keduanya yang sempat tertunda. Kini, Keenan dan Kugy pun
menjalin hubungan layaknya air yang selalu mengaliri perahu kertas yang dihanyutkan
di parit, di empang, di sungai, tapi selalu bermuara ke tempat yang sama yaitu laut.
KELEBIHAN
NOVEL
1.
Ceritanya bagus dan menarik,
2.
Gaya bahasanya ringan sehingga mudah dipahami
pembaca sehingga dapat dipahami oleh berbagai usia,
3.
Cerita dalam novel ini dapat dijumpai di
kehidupan sehari-hari sehingga pembaca tidak memiliki kesulitan dalam
membayangkan ceritanya,
4.
Latar waktu dan tempat yang dijelaskan secara
detail membuat pembaca seakan ikut terlibat di dalamnya,
5.
Novel ini mengajarkan pembelajaran hidup dan
tidak hanya bercerita mengenai remaja pada umumnya.
KEKURANGAN NOVEL
1.
Banyak bagian cerita yang monoton sehingga
terkadang menimbulkan kebosanan bagi pembaca,
2.
Banyaknya latar tempat dalam cerita
seringkali membuat pembaca bingung dalam memahaminya, sehingga pembaca harus
memiliki konsentrasi yang tinggi dalam membacanya,
3.
Akhir ceritanya kurang jelas dan masih
menggantung sehingga menimbulkan rasa penasaran bagi pembaca.
PESAN MORAL
1.
Kebahagiaan tidak bisa diukur dari nilai
material. Walaupun Pilik adalah anak yang kurang mampu tetapi ia adalah anak
yang ceria dan memiliki semangat untuk belajar yang tinggi.
2.
Menampilkan sisi pengorbanan yaitu ketika
Keenan harus melepas mimpinya karena ia harus menggantikan kedudukan ayahnya
yang terkena stroke di kantor.
3.
Menampilkan sisi persahabatan melalui
persahabatan sejati yang dimiliki Keenan, Kugy, Eko, dan Noni.
4.
Kita tidak boleh memaksakan cinta kita
terhadap orang lain.
5.
Dalam menggapai cita-cita dibutuhkan
perjuangan dan pengorbanan yang besar karena kita akan menghadapi banyak
rintangan sebagai penguji.
No comments:
Post a Comment