animasi blog

Thursday 30 March 2017

BERBAGAI TERAPI DALAM ALIRAN HUMANISTIK - PSIKOTERAPI


TERAPI HUMANISTIK
Abraham Maslow merupakan seorang tokoh yang paling dikenal melalui teori humanistik yang dikemukakannya. Teori yang paling dikenal yaitu teori kebutuhan Maslow. Selain Maslow, tokoh lain yang juga terkenal dalam teori humanistik ini adalah Carl Rogers yang terkenal karena metode terapi yang digunakannya, yaitu metode Client-Centered Therapy. Konsep utama dari terapi humanistik adalah menekankan pada masa kini atau masa sekarang yang dimiliki individu, meskipun juga memusatkan pada pengalaman dasar manusia. Dalam terapi yang menggunakan pendekatan humanistik, terapis bertujuan untuk menghapus segala hal yang dapat mengahambat seseorang dalam mencapai aktualisasi diri, menjernihkan pola pikir dan perasaan seseorang serta membantunya untuk memecahkan masalahnya sendiri

JENIS-JENIS TERAPI
1.        Client-Centered Therapy
Client-Centered Therapy adalah jenis terapi yang dikembangkan oleh Carl Rogers. Terapi ini biasanya digunakan pada individu mengalami problematika secara emosional yang mampu membuat individu tersebut menjadi pribadi yang tidak berfungsi sepenuhnya. Dalam terapi ini, kepercayaan yang dibangun antara klien dan terapis merupakan kunci utama dari keberhasilan terapi ini. Dengan adanya hubungan dan kepercayaan yang baik antara keduanya, maka terapis dapat membuat klien merasa bebas dalam mengeksplorasi hal-hal di dalam kekehidupannya yang sekarang diingkari.
Client-Centered Therapy menggunakan beberapa teknik dasar yang mencakup mendengarkan, merefleksikan perasaan/ pengalaman individu, dan menjelaskan. Tetapi, perlu diketahui bahwa dalam terapi ini, terapis tidak berusaha untuk menggali informasi lebih dalam dan lebih jauh lagi. Hubungan yang dibangun antara klien dan terapis harus baik mencakup beberapa hal seperi terapis harus bisa menerima klien tanpa adanya penilaian terhadapnya baik secara positif atau negatif, perkataan dan perbuatan terapis harus bersifat selaras, dan terapis harus memiliki empati yang kuat.

2.        Gestalt Therapy
Terapi gestalt adalah terapi yang dikembangkan oleh Fritz Perls. Konsep utama dari terapi ini adalah adanya penerimaan diri dan tanggung jawab. Fokus utama terapi ini adalah dengan menantang klien untuk merubah ketergantungan yang ada dalam dirinya sendiri terkait dukungan yang diberikan oleh lingkungan menjadi kepada dukungan dari diri sendiri. Dalam pendekatan ini juga, terapis jauh lebih memusatkan perhatian pada perilaku yang ditunjukkan oleh klien.
Salah satu kelebihan dari terapi ini adalah pengalaman masa lalu yang dimiliki klien akan dibawa ke masa sekarang, sehingga hasilnya jauh lebih baik daripada hanya terfokus pada pengalaman masa lalu klien saja, namun memang paerlu diakui bahwa kekurangan dalam terapi ini adalah kurang memperhitungkan faktor-faktor kognitif yang dimiliki individu.


3.        Analisis Transaksional
Eric Berne merupakan seorang tokoh dokter jiwa yang mengembangkan terapi analisis transaksional. Terapi analisis transaksional merupakan salah satu bentuk terapi yang terfokus pada kemampuan individu dalam pengambilan keputusan, sebab terapi ini menekankan pada aspek cognitive-rational-behavioral yang dimiliki individu ketika melakukan pengambilan keputusan. Terapi ini merupakan terapi dengan metode yang cepat dan praktis sebab terapi ini pada awalnya digunakan oleh Berne untuk memeriksa kondisi mental ratusan prajurit Amerika sehingga ia memiliki waktu yang terbatas.

4.        Rational-Emotive Therapy
Manusia dianggap sebagai makhluk yang unik dan memiliki kemampuan untuk berpikir rasional dan irasional, dimana hal tersebut dikemukakan oleh tokoh Rational-Emotive Therapy yaitu Albert Ellis. Manusia yang berpikir rasional akan merasa bahagia, dan berkompeten melakukan segala hal, sedangkan ketika etika berpikir irasional maka individu menjadi kurang efektif dalam menjalani kegiatannya sehari-hari. Adanya reaksi emosional dalam diri seseorang dapat disebabkan oleh interpretasi dan persepsi yang hadir dalam diri baik secara disadari maupun tidak. Adanya hambatan emosional tersebut merupakan akibat dari pola pikir individu yang irasional, dimana emosi menyertai individu dalam berpikir. Pola pikir manusia yang tidak rasional biasanya diperoleh dari orang tua dan budaya tempat individu dibesarkan. Pola pikir irasional akan terlihat dari kata-kata yang digunakan yang mampu menunjukkan bagaimana cara berpikir manusia.

5.        Analisis Eksistensial dan Logotherapy
Tokoh yang mengembangkan terapi analisis eksistensial tidak hanya satu melainkan dua tokoh, diantaranya Rollo May dan James F. T. Bugental. Sedangkan logotherapy dikembangkan oleh Viktor Frankl. Mengubah pola piker manusia merupakan konsep dasar yang terdapat dalam terapi eksistensial ini. Perubahan pola pikir tersebut mencakup dari kondisi inidivu yang lemah dan tidak berdaya menjadi lebih bertanggung jawab dan mampu mengambil alih dan mengontrol kehidupannya sendiri, serta menemukan kesadaran diri. Konsep teori eksistensialis ini tidak memandang proses terapi sebagai cara untuk memahami dan mengerti kondisi individu yang mengalami bermasalah, namun terapi ini memandang klien sebagai individu bukan hanya sekadar dilihat dari aspek perilakunya tetapi juga dari segi mekanisme diri nya sendiri.

SUMBER
Palmer, S. (2010). Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Papalia, DE, Olds dan Feldman. (2009). Human Development Eleventh Edition. New York: McGraw-Hill.

Sunday 26 March 2017

BERBAGAI TERAPI DALAM ALIRAN PSIKOANALISA - PSIKOTERAPI


APA ITU TERAPI PSIKOANALISIS?
Psikoanalisa merupakan teori dari psikoterapi yang berasal dari Sigmund Freud sebagai pencetus teori psikoanalisa itu sendiri. Freud mengatakan bahwa timbulnya gejala neurotis pada individu bisa disebabkan karena memori yang ditekan. Memori yang ditekan tersebut biasanya seringkali mengenai hal yang membuat traumatis terkait dengan pengalaman seksual pada masa kanak-kanak.

TUJUAN TERAPI PSIKOANALISIS
Untuk merekonstruksi kembali karakter individu dengan cara membuat individu merasa sadar akan hal yang sebenarnya tidak disadari dalam diri klien dan terfokus pada usaha pengembaliannya diri ke pengalaman masa kecil.

JENIS-JENIS TERAPI
1)         Analisis Mimpi
Analisis mimpi merupakan suatu prosedur yang penting untuk mengetahui hal-hal yang tidak disadari dan memberikan penjelasan kepada klien atas beberapa area masalah yg tidak terselesaikan. Buku Freud yang terkenal dan berkaitan tentang analisis mimpi yaitu berjudul “The Interpretation of Dreams”. Bagi Freud, mimpi adalah pemenuhan yang tersamarkan dan bersifat halusinasi atas keinginan-keinginan yang terpaksa ditekan.
Selama individu tertidur, pertahanan dirinya melemah sehingga perasaan-perasaan yang ditekan akan muncul meskipun dalam bentuk lain. Freud juga beranggapan bahwa melalui mimpi, maka hasrat, kebutuhan, dan ketakutan tak sadar yang dimiliki manusia dapat diketahui. Mimpi memiliki dua tingkatan, yaitu isi laten yang terdiri atas motif-motif yang tersembunyi dan tidak disadari karena menyakitkan dan mengancam. Dorongan-dorongan seksual dan perilaku agresif tak sadar (isi laten) diubah ke dalam isi manifes yang lebih dapat diterima, yaitu mimpi yang tampil pada si pemimpi sebagaimana adanya.
Dalam analisis mimpi, tugas terapis adalah mengartikan makna yang disamarkan oleh si pemimpi dengan mempelajari berbagai tanda yang terdapat dalam isi manifes.

  
2)       Asosiasi Bebas
Teknik utama dalam terapi psikoanalisis adalah asosiasi bebas. Asosiasi bebas adalah metode untuk memanggil kembali pengalaman individu yang berkaitan dengan situasi traumatis di masa lalu dengan cara meminta klien untuk berbaring di atas sofa dan terapis duduk di belakang kepalanya. Hal tersebut berguna agar terapis tidak mengalihkan perhatian klien ketika asosiasinya sedang mengalir dengan bebas. Dalam terapi ini, terapis meminta klien untuk mengosongkan pikirannya mengenai pikiran atau renungan sehari-hari, serta dapat mengatakan apa pun yang muncul dan melintas dalam pikiran.
3)       Penafsiran (Interpretasi)
Interpretasi adalah prosedur dasar dalam menganalisis asosiasi bebas, mimpi-mimpi, resistensi, dan transferensi. Dalam metode interpretasi, terapis menyatakan dan mengajarkan klien makna dari setiap tingkah laku yang dimanifestasikan di dalam mimpi, asosiasi bebas, dan resistensi. Fungsi dari interpretasi adalah agar dapat mendorong ego untuk bisa mempercepat proses pemberian arti pada alam bawah sadar. Interpretasi yang diberikan oleh terapis bisa menghasilkan pemahaman pada diri klien.

4)       Analisis Resistensi
Resistensi ditujukan untuk membantu klien agar menyadari berbagai alasan yang ada dibalik resistensi sehinggag klien dapat menanganinya. Resistensi dapat mencegah klien mengemukakan hal-hal yang tidak disadari. Selama asosiasi bebas dan analisis mimpi, klien dapat menunjukkan penolakan untuk menghubungkan pikiran, perasaan, dan pengalaman tertentu. Freud memandang bahwa resistensi dianggap sebagai peristiwa dilematis tak sadar yang digunakan oleh klien sebagai pertahanan terhadap kecemasan yang mungkin muncul dan akan meningkat apabila klien sadar atas perasaan yang ditekan tersebut.

5)       Analisis Transferensi
Selain asosiasi bebas, analisis transferensi juga merupakan teknik utama dalam teori psikoanalisis karena mendorong klien untuk memunculkan kembali pengalaman masa lalunya dalam terapi. Transferensi adalah pemindahan emosi dari satu hal ke hal lain, atau lebih khususnya adalah pemindahan emosi dari orang tua kepada terapis. Dalam keadaan neurosis, pemuasan libido klien yang diperoleh melalui mekanisme pengganti seperti kasih saying. Misalnya adalah ketika seorang klien jatuh cinta pada terapis sebagai pemindahan dari orang tuanya. Dengan cara ini, maka diharapkan klien dapat memunculkan kembali masa lalu klien dalam terapi dan memungkinkan klien agar bisa mendapat pemahaman atas sifat-sifat dari fiksasi dan konflik yang ada, serta mengatakan kepada klien pemahaman mengenai pengaruh masa lalu terhadap kehidupannya di masa kini.


KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TERAPI PSIKOANALISIS
Kelebihan :
1.      Terapi-terapinya berdasar pada teori yang kuat.
2.    Terapis dapat mengungkap masa lalu klien secara mendalam.
3.  Dapat membantu klien mengetahui masalah apa yang sebenarnya tidak disadarinya.
Kekurangan:
1.   Terapis harus sudah sangat menguasai dan terlatih dalam melakukan terapi.
2.    Memakan banyak waktu dan biaya
3.    Tidak semua pengalaman masa lalu dapat dibawa ke alam sadar

DAFTAR PUSTAKA
Basuki, H. (2008). Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Feist, J., Feist, G.J. (2010). Teori Kepribadian (Theories of Personality). Jakarta: Salemba Humanika.
Surya, M. (2003). Teori-teori Konseling. Bandung: C.V. Pustaka  Bani Quraisy.