animasi blog

Friday, 25 November 2016

PSIKOLOGI MANAJEMEN - KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN TRANSFORMASIONAL

TRANSACTIONAL LEADERSHIP, WHAT’S THAT?
Kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan dimana seorang pemimpin menfokuskan perhatiannya pada hubungan interpersonal antara pemimpin dan karyawan yang melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran tersebut berdasarkan pada kesepakatan standar kerja, penugasan kerja, dan penghargaan.”
(Bycio dan Koh dkk.,1995)

Kepemimpinan transaksional merupakan bentuk kepemimpinan dimana pemimpin dan bawahan merupakan pihak yang memiliki tujuan dan kepentingan masing-masing. Dengan adanya perbedaan tujuan maupun kepentingan tersebut, maka seringkali terjadi situasi konflik. Berdasarkan teori kepemimpinan transaksional ini, hubungan antara pemimpin dan bawahan hanya sebatas hubungan transaksi. Apabila bawahan melakukan sesuatu untuk pemimpin maka pemimpin juga akan memberikan sesuatu kepada para bawahannya.
Pemimpin transaksional adalah pemimpin yang memandu atau memotivasi pengikut mereka dalam arah tujuan yang ditegakkan dengan memperjelas peran dan tuntutan tugas. Dalam kepemimpinan transaksional, pemimpin menentukan apa yang perlu dikerjakan bawahan untuk mencapai tujuan, mengklasifikasikan keperluan tersebut, dan membantu bawahan menjadi percaya diri bahwa mereka dapat mencapai tujuan tersebut.

Ciri pemimpin transaksional:
1.   Imbalan tergantung, artinya adalah bahwa pemimpin akan menjanjikan pemberian imbalan pada karyawan dengan kinerja yang baik
2.  Manajemen dengan pengecualian (aktif), dimana menjaga dan mencari penimpangan dari aturan dan mengambil tindakan koreksi.
3.   Manajemen dengan pengecualian (pasif), dimana hanya ikut campur jika standar tidak dipenuhi

Contoh:
Misalnya adalah peristiwa pengiriman tenaga kerja Indonesia pada negara Singapura. Seorang majikan dari salah satu keluarga di Singapura akan meminta asisten rumah tangga pada agen-agen di Singapura yang khusus menyediakan asisten rumah tangga dari luar negeri, dimana didalamnya terdapat TKI. Majikan tersebut akan memberikan uang (menggaji) pada TKI yang dipekerjakan apabila TKI tersebut mampu mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah yang diminta oleh sang majikan untuk dikerjakan. Diketahui pula bahwa tujuan dari kedua belah pihak tentu jelas berbeda. TKI bekerja dengan tujuan agar mendapatkan uang dan sang majikan bertujuan agar dapat meringankan pekerjaan rumah miliknya. Dalam hal ini terjadi pertukaran antara tenaga/ jasa milik TKI dan materi/ uang dari majikan di Singapura. Oleh sebab itu, majikan di Singapura berperan sebagai pemimpin transaksional karena ia akan memberikan sesuatu kepada TKI apabila TKI tersebut melakukan sesuatu untuk dirinya.


WHAT ABOUT TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP?

“Kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan dimana seorang pemimpin bertindak mengarahkan organisasi pada suatu tujuan yang belum pernah diraih sebelumnya, sehingga dalam hal ini pemimpin harus mampu mengarahkan organisasi menuju arah yang baru.”
(Locke, 1997)

“Kepemimpinan transformasional membuat SDM yang dipimpin ke arah perkembangan organisasi, perkembangan visi, dan pembangunan budaya organisasi.”
(Leithwood, dkk.)

Fokus dari teori kepemimpinan tranformasional adalah dimana  pemimpin memotivasi dan menginspirasi  para bawahan dengan membantu mereka untuk memahami potensinya yang kemudian diubah untuk menjadi perilaku nyata dalam suatu organisasi. Kepemimpinan jenis ini, dapat menumbuhkan kesadaran para pemimpin untuk bertindak  dengan baik sesuai dengan aturan yang berlaku. Pemimpin transformasional memfokuskan diri mereka pada kinerja bawahannya.
Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang dapat dikatakan  sebagai pemimpin yang visioner sebab mereka memiliki visi untuk masa depan dan peka terhadap perubahan di lingkungan sehingga mampu mengubah berbagai perubahan yang terjadi tersebut menjadi kemajuan dalam organisasi.

Ciri pemimpin transformasional:
1.    Pemimpin yang mampu membantu bawahannya untuk menyadari seberapa penting kinerja dalam pekerjaan.
2.  Pemimpin yang dapat mendorong bawahannya untuk memprioritaskan kepentingan bersama.
3.        Pemimpin yang dapat membangkitkan semangat kerja karyawan.

Contoh:
Sebuah tim tari Jaipong dari Indonesia untuk pertama kalinya masuk final perlombaan tari tingkat internasional yang akan diadakan di Singapura. Beberapa tim tari yang menjadi pesaing mereka merupakan tim yang tidak bisa diremehkan karena berasal dari berbagai negara seperti Malaysia, Brunei, dan Thailand. Oleh sebab itu ketua tim tari Jaipong akan memberikan motivasi bagi anggota timnya dan menerapkan sistem latihan yang baru agar dapat meningkatkan kepercayaan diri pada masing-masing anggota timnya. Dalam hal ini, ketua tim tari Jaipong berperan sebagai pemimpin transformasional.

REFERENCES
Greer, Charles R. (1995). Strategy and Human Resources: A General Managerial Perspective. New Jersey: Prentice Hall.

Hasibuan, Akmaluddin. (2012). Manajemen Perubahan. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.

Robbins, Sthephen P. & Judge, Timothy A. (2008). Organizational behavior, 12th edition.  Jakarta: Salemba Empat.

Soekarso & Putong, Iskandar. (2015). Kepemimpinan: kajian teoritis dan praktis. Jakarta: Penerbit Buku dan Artikel.

No comments:

Post a Comment