animasi blog

Wednesday 27 April 2016

Tugas Kesehatan Mental - Anorexia Nervosa (Tugas Kelompok)

ANOREXIA NERVOSA



Nama Kelompok :
Alya C. Prasasti (10514914)
Dinda Chaerani (13514158)
Marsya Khirunnisa (16514426)
Regina Dea (19514004)
2 PA 01

DEFINISI ANOREXIA NERVOSA
Anorexia Nervosa merupakan gangguan makan dengan karakteristik melaparkan diri. Anorexia adalah aktivitas untuk menguruskan badan dengan melakukan pembatasan makan secara sengaja dan melalui kontrol yang ketat. Penderita anorexia sadar bahwa mereka merasa lapar namun takut untuk memenuhi kebutuhan makan mereka karena bisa berakibat naiknya berat badan. Persepsi mereka terhadap rasa kenyang terganggu sehingga pada saat mereka mengkonsumsi sejumlah makanan dalam porsi kecil sekalipun, mereka akan segera merasa penuh  atau bahkan mual. Mereka terus menerus melakukan diet mati-matian untuk mencapai tubuh yang kurus. Pada akhirnya kondisi ini bisa menimbulkan efek yang berbahaya yaitu kematian. Anoreksia nervosa berkembang pada tahap remaja awal dan akhir, antara usia 12 dan 18 tahun, namun kemunculan pada usia yang lebih awal atau lebih tua juga terkadang ditemukan.
Orang lain mungkin melihat mereka sebagai “kulit membalut tulang”, namun wanita anoreksik memiliki citra tubuh yang terdistorsi dan akan tetap melihat diri mereka terlalu gemuk. Meskipun mereka secara sengaja membuat diri mereka lapar, mereka akan menghabiskan hari-hari mereka dengan berpikir dan membicarakan makanan, dan bahkan mempersiapkan makanan untuk orang lain (Rock & Curran-Celentano, 1996).
American Psychiatric Assosiation (1994) memberikan pengertian mengenai Anorexia Nervosa yaitu adalah kesalahan memandang berat badan atau bentuk badan. Individu yang mengalami gangguan ini mengalami ketakutan yang amat sangat terhadap kenaikan berat badan, sehingga cenderung melakukan penolakan berat badan normal sesuai umur dan berat badan.
Menurut Townsend (1998) Anorexia Nervosa adalah sindrom klinis dimana seseorang mengalami rasa takut yang tidak wajar terhadap kegemukan. Hal ini dicirikan oleh distorsi yang kasar dari bayangan tubuh, memikirkan secara berlebihan tentang makanan dan penolakan untuk makan. Anorexia Nervosa berarti kekurangan nafsu makan, tetapi sebenarnya penderita anorexia nervosa merasakan lapar dan juga berselera terhadap makanan, mempelajari tentang makanan dan kalori, menimbun, menyembunyikan dan sengaja membuang makanan.
Sementara menurut DSM-IV, anoreksia nervosa (AN) dimaksudkan dengan “keengganan untuk menetapkan berat badan kira-kira 85% dari yang diprediksi, ketakutan yang berlebihan untuk menaikkan berat badan, dan tidak mengalami menstruasi selama 3 siklus berturut-turut”. AN terbagi kedalam dua jenis yaitu:
1.             Restricting Type: individu tersebut menurunkan berat badan dengan berdiet saja tanpa makan secara berlebihan (binge eating) atau muntah kembali (purging). Mereka terlalu membatasi konsumsi karbohidrat dan makanan yang mengandung lemak.
2.             Binge-eating/ Purging type: individu tersebut makan secara berlebihan kemudian memuntahkannya kembali secara sengaja. (APA, 2005)

CIRI – CIRI PENDERITA ANOREXIA NERVOSA
Karakteristik diagnostik untuk anoreksia nervosa, yaitu :
1.              Menolak untuk mempertahankan berat badan pada atau diatas berat badan minimal yang normal sesuai dengan usia dan tinggi seseorang; misalnya, berat badan 15% di bawah normal.
2.              Ketakutan yang kuat terhadap penambahan berat badan atau menjadi gemuk, meskipun tubuhnya kurus
3.             Citra tubuh yang terdistorsi di mana tubuh seseorang-atau bagian tubuh seseorang-dipandang sebagai gemuk, walaupun orang lain memandang orang tersebut kurus
4.             Mempelajari tentang makanan dan kalori secara berlebihan
5.             Menyembunyikan atau sengaja membuang makanan
6.             Dalam kasus wanita yang telah mengalami menstruasi, terjadi ketidakhadiran tiga atau lebih periode menstruasi.

Tanda dan gejala medis lainnya :
1.             Denyut jantung lambat
2.             Tekanan darah rendah
3.            Suhu tubuh rendah
4.            Pembangkakan jaringan karena penimbunan cairan (edema)
5.            Rambut yang tipis dan lembut atau rambut tubuh dan wajah yang berlebihan

PENYEBAB ANOREXIA NERVOSA

Sebagian besar spesialis percaya bahwa gangguan tersebut berasal dari gabungan sejumlah faktor seperti :
1.        Faktor Biologis
Genetik beserta hormon dapat berefek pada berkembangnya perilaku anoreksia nervosa. Berdasarkan situs kesehatan healthline.com, terdapat kaitan antara perilaku anoreksia dengan kadar serotonin—sejenis zat kimia yang diproduksi di otak.
2.      Faktor Lingkungan
Kesan yang luas bahwa “cantik adalah terlihat kurus” bisa menjadi penyebab seseorang mulai mengembangkan kelainan perilaku makan. Gambar-gambar model di majalah maupun televisi dapat berdampak besar pada anak-anak gadis yang kemudian menyulut hasrat untuk menjadi kurus.

3.      Faktor Psikologis

Seseorang dengan OCD (Obsessive-Compulsive Disorder) bisa saja memiliki kecenderungan ekstra untuk menerapkan program diet ketat dan pola latihan yang sangat sulit dilanggar. Jika memiliki OCD, Anda mungkin berjuang mencapai kesempurnaan namun tetap merasa seperti tidak akan pernah meraihnya.

4.   Sosiokultural
Kultur negara barat sering menanamkan dan mempertebal keinginan untuk kurus. Media banyak menayangkan gambar model atau aktor bertubuh kurus. Kesuksesan dan keberhasilan selalu dikaitkan dengan tubuh kurus. Faktor pertemanan sebaya dapat menjadi alasan untuk menjadi kurus, khususnya pada gadis muda. Bagaimanapun, anorexia dan gangguan makan lain telah ada sejak berabad lalu, menunjukkan bahwa sosiokultural bukanlah semata-mata menjadi penyebab.

5.      Trauma yang sangat membekas
Trauma yang sangat membekas di masa lalu seperti pelecehan atau bully yang dialami di masa kecil sangat rentan dan beresiko menyebabkan anorexia diusia remaja atau dewasa.
6.      Kepribadian
Seseorang yang mudah marah, emosional, citra diri yang rendah, perfeksionis, dan obsesif juga sangat berpotensi menderita anorexia. Kepribadian yang demikian sangat rentan mengalami perubahan suasana hati dan emosi yang sangat berpotensi menyebabkan anorexia dikemudian hari.
7.       Usia
Usia puber atau remaja dan dewasa muda sangat rentan dan beresiko menyebabkan anorexia. Selain karena perubahan hormonal dalam tubuh, kondisi emosional yang masih labil menyebabkan remaja dan dewasa muda sangat rentan mengalami anorexia nervosa.
8.      Manajemen stres yang keliru
Manajemen stres yang keliru seperti sikap pesimis, kecemasan, perasaan negatif atau menolak untuk menghadapi suatu masalah juga berpotensi menyebabkan gangguan anorexia. Orang yang pesimis dengan bentuk tubuhnya yang besar misalnya, sangat berpotensi menyebabkan anorexia dikemudian hari.


GANGGUAN KESEHATAN AKIBAT ANOREXIA
1.              Jantung
Penderita anorexia sangat membatasi jumlah kalori yang mereka konsumsi. Hal ini menyebabkan tubuh tidak mendapatkan asupan bahan bakar apapun. Kemudian tubuh berubah ke “mode kelaparan” dengan memperlambat semua proses tubuh. Lama-kelamaan tubuh akan mulai mengonsumsi dirinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan akan berbagai nutrisi.
Ada sekitar 5-10% orang yang mengalami anorexia nervosa dan kebanyakan meninggal karena penyakit jantung. Jantung rawan mengalami gangguan akibat kurangnya jumlah nutrisi yang masuk ke dalam tubuh.
Jantung tersusun dari otot. Tubuh orang yang menderita anorexia akan mengonsumsi massa otot untuk energi, sehingga jantung juga kehilangan massa dan semakin kecil dan lemah.
2.            Tulang
Anorexia biasanya dimulai pada masa remaja, tulang menjadi bagian tubuh yang rawan mengalami kerusakan. Umumnya pada masa pubertas massa tulang kita akan bertambah, namun penderita anorexia nervosa justru kehilangan massa tulang. Keropos tulang dapat terjadi 6 bulan setelah seseorang mulai menunjukkan perilaku anorexia. Hal ini mengakibatnkan patah tulang dan osteoporosis yang terjadi pada usia dini.
3.            Kerusakan berbagai sistem tubuh
Anorexia nervosa merupakan gangguan mental parah yang berpotensi merusak hampir semua sistem tubuh. Anorexia dapat menyebabkan anemia dan jumlah sel darah putih menurun, sehingga membuat penderita rentan terhadap penyakit. Hal tersebut juga menyebabkan kulit kering, rambut rontok, gigi longgar, dan dapat merusak kesuburan wanita karena hilangnya periode menstruasi.
Penderita anorexia juga mengalami kekurangan energi, merasa lemah dan dingin, sembelit, serta sakit kepala. Efek jangka panjang anorexia terhadap tubuh termasuk penyakit jantung, gagal ginjal, pertumbuhan terhambat dan akhirnya menyebabkan kematian.

PENANGANAN BAGI PENDERITA ANOREXIA NERVOSA
1.              Penanganan Biomedis
a)     Perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan untuk membantu pasien anoreksia mencapai berat badan yang sehat.
b)     Pengobatan anti depresan dapat digunakan untuk mengatur nafsu makan dengan menubah proses kimia pada otak atau melepaskan depresi yang mendasari.
2.            Psikoterapi
Terapi psikodinamika bertujuan untuk mengeksplorasi dan menyelesaikan konflik psikologis yang ada pada penderita anorexia.
3.            Terapi Behavioral Cognitive (CBT)
a)     Membantu penderita anoreksia yang dirawat di rumah sakit untuk meningkatkan berat badan dengan memberi hadiah yang diinginkan untuk perilaku makan yang tepat.
b)     Untuk membantu individu dengan gangguan makan dengan cara mengalahkan pikiran dan keyakinan self-defeating serta mengembangkan kebiasaan makan dan pola berpikir yang sehat.
4.             Terapi Keluarga
Dapat digunakan untuk mengatasi konflik keluarga dan meningkatkan komunikasi antara anggota keluarga.

Video terkait Anorexia Nervosa dapat dilihat disini : 

DAFTAR PUSTAKA

Nevid, Jefrey S., Rathus, Spencer A., & Greene, Beverly. (2003). Psikologi Abnormal. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Papalia, Diane E. (2014). Menyelami  Perkembangan Manusia Edisi 12 – Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.
Ratnawati, V., Sofiah, D. (2012). Percaya Diri, Body Image, dan Kecenderungan Anorexia Nervosa Pada Remaja Putri. Vol 1, No. 2: hal 130-142.

Wednesday 13 April 2016

Tugas 3 - Kesehatan Mental (Erich Fromm)


ERICH FROMM


Konsep Kepribadian Fromm
Erich Fromm lahir pada tanggal 23 Maret, 1900 di Frankfurt, Jerman. Ia merupakan anak tunggal dari orang tua Yahudi Ortodoks kelas menengah. Dari tahun 1925 hingga 1930 ia mempelajari psikoanalisis, pertama di Munich lalu di Frankfurt, dan akhirnya di Berlin Psychoanalytic Institute dimana sebagian gurunya adalah pendukung setia teori Freud. Beberapa hal yang mempengaruhi pandangan Fromm yaitu pada umur 12 tahun ia menyaksikan seorang wanita cantik dan berbakat melakukan bunuh diri dan tak ada seorang pun yang memahami mengapa wanita tersebut memilih bunuh diri. Selain itu, ia juga menyadari bahwa dirinya memiliki orang tua yang neurotis dimana ayahnya seringkali murung, cemas, dan muram sedangkan ibunya mudah menderita depresi. Tampak bahwa Fromm tidak dikelilingi pribadi-pribadi yang sehat. Pada umur 14 tahun, Fromm kemudian melihat irrasionalitas melanda Jerman, tepatnya ketika pecah perang dunia I. Dia menyaksikan bahwa orang Jerman terperosok ke dalam suatu fanatisme sempit dan histeris serta menjadi tergila-gila. Berdasarkan hal tersebut, Fromm mengembangkan keinginan untuk memahami sumber tingkah laku irasional.
Asumsi dasar teori kepribadian menurut Fromm adalah bahwa kepribadian individu dapat dimengerti hanya dengan memahami sejarah manusia. Fromm meyakini bahwa manusia tidak memiliki insting yang kuat untuk beradaptasi dengan dunia yang berubah, melainkan mereka telah memperoleh suatu kemampuan atau keadaan pada titik tertentu yang disebut dengan dilema manusia. Manusia mengalami dilema dasar ini karena mereka telah terpisah dengan alam. Perasaan terasingkan dan kesendirian yang sering dialami manusia dapat dihindari dengan cara menyatukan diri dengan alam. Hanya kebutuhan manusia yang unik akan keterhubungan, keunggulan, keberakaran, kepekaan akan identitas, dan kerangka orientasi yang dapat menggerakkan manusia menuju kesatuan kembali dengan dunia alami. Selain itu, untuk melepaskan diri dari kecemasan dasar manusia menggunakan mekanisme pelarian diri seperti authoritarianism, sifat destruktif, dan konformitas.

Kepribadian sehat menurut Fromm

Menurut Fromm, orang yang sehat secara psikologis memperoleh sindrom pertumbuhan yang mecakup kebebasan positif (aktivitas spontan dari kepribadian yang utuh dan terintegrasi), biofilia (cinta yang berhasrat akan kehidupan), dan cinta akan sesama manusia. Dalam bukunya Art Of Love, Fromm mengatakan bahwa kepribadian yang sehat adalah orientasi produktif.
Manusia adalah mahluk yang memiliki akal sehat, kesanggupan untuk mencintai, perhatian, tanggung jawab, dan integritas. Apabila manusia kurang dalam menanggapi hal yang tersebut maka manusia tersebut bisa di katakan tidak sehat secara mental menurut Fromm. Ia juga menambahkan bahwa pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu hidup hidup di masyarakat sosial yang ditandai dengan hubungan – hubungan yang manusiawi, diwarnai dengan cinta dan saling tidak merusak.

Ciri-ciri kepribadian sehat
Cinta yang produktif termasuk di dalamnya pikiran yang produktif serta kebahagiaan adalah hal yang sehat karena didorong oleh cinta dan akal budi manusia. Cinta yang produktif juga berkaitan dengan sifat yang menantang perhatian, tanggung jawab, respect dan pengetahuan. Mencintai orang lain berarti memperhatikan kesejahteraan mereka, ikut memikul tanggung jawab, dan dipandang secara respect dengan menerima apa adanya. Diperlukan pula pengetahuan terhadap mereka secara objektif untuk menghormati mereka. Ciri-ciri kepribadian sehat menurut Fromm yaitu :
1.      Mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat
2.      Mampu mencintai dan dicintai
3.      Memiliki watak sosial yang produktif
4.      Mampu hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat
5.      Mampu mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan
6.      Mampu menjaga jarak antar individu dengan masyarakat tanpa merusaknya

Perkembangan kesehatan mental menurut Fromm
Erich Fromm mengemukakan bahwa manusia dipengaruhi oleh lingkungannya sejak lahir. Fromm sependapat dengan Freud dalam menekankan motivasi, tetapi tidak sependapat tentang motivasi yang bersifat instingtif. Fromm berpendapat bahwa selain kebutuhan – kebutuhan organic yang perlu dipuaskan, manusia juga terdorong untuk menjadi berkuasa untuk cinta dan untuk merealisasikan cita – cita secara religius dan humanistis.
Dilihat dari sudut perkembangan psikoseksual,  perkembangan kepribadian menurut Fromm bukan sebagai tahapan perkembangan fisiologi yang berturut-turut, melainkan sebagai hasil-hasil dari proses sosialisasi. Kepribadian individu berkembang menurut berbagai kesempatan yang diberikan oleh masyarakat tertentu. Penyesuain diri seseorang dalam masyarakat biasanya merupakan kompromi antara kebutuhan batin dan tuntutan dari luar.
Sedangkan apabila dipandang dari sudut tipe-tipe karakter sosial, Fromm mengatakan bahwa kepribadian yang sehat yakni “orientasi produktif”. Dengan menggunakan kata “orientasi”, Fromm menunjukkan bahwa kata tersebut merupakan suatu pandangan yang meliputi berbagai segi kehidupan seperti respon-respon intelektual, emosional, dan sensoris terhadap individu, benda, maupun berbagai peristiwa terhadap diri dan secara umum.

Kesimpulan
Asumsi dasar teori kepribadian menurut Fromm adalah bahwa kepribadian individu dapat dimengerti hanya dengan memahami sejarah manusia. Perasaan terasingkan dan kesendirian yang sering dialami manusia dapat dihindari dengan cara menyatukan diri dengan alam. Selain itu, untuk melepaskan diri dari kecemasan dasar manusia menggunakan mekanisme pelarian diri seperti authoritarianism, sifat destruktif, dan konformitas.
Menurut Fromm, pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu hidup hidup di masyarakat sosial yang ditandai dengan hubungan – hubungan yang manusiawi, diwarnai dengan cinta dan saling tidak merusak. Dari sudut perkembangan psikoseksual, perkembangan kepribadian menurut Fromm adalah sebagai hasil-hasil dari proses sosialisasi. Sedangkan apabila dipandang dari sudut tipe-tipe karakter sosial, Fromm mengatakan bahwa kepribadian yang sehat yakni “orientasi produktif”, maksudnya adalah suatu pandangan yang meliputi berbagai segi kehidupan seperti respon-respon intelektual, emosional, dan sensoris terhadap individu, benda, maupun berbagai peristiwa terhadap diri dan secara umum. Ciri-ciri kepribadian sehat menurut Fromm yaitu :
1.       Mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat
2.      Mampu mencintai dan dicintai
3.      Memiliki watak sosial yang produktif
4.      Mampu hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat
5.      Mampu mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan
6.      Mampu menjaga jarak antar individu dengan masyarakat tanpa merusaknya

DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Feist, Jess dan Gregory J. Feist. (2012). Teori Kepribadian Buku 2 Ed. 7 (2nd book Theories of Personality 7th). Jakarta : Salemba Humanika.
Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan Model-model Kepribadian Sehat. Yogyakarta : Kanisius.

Tugas 3 - Kesehatan Mental (Gordon Allport)


GORDON ALLPORT


Konsep Kepribadian Allport
Gordon Willard Allport lahir di Montezuma, Idiana pada tanggal 11 November 1897 sebagai anak bungsu dari pasangan John E. Allport dan Nellie Wise Allport. Menurut Allport, kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan caranya yang khas untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Istilah psikofisik yang digunakannya menekankan pada pentingnya aspek psikologis maupun aspek fisik dari kehidupan.
Allport mengatakan bahwa manusia adalah produk dan proses, dimana manusia mempunyai struktur yang terorganisasi, sementara pada saat yang bersamaan, mereka memproses kemampuan untuk berubah. Allport mengemukakan mengenai sifat umum dan sifat individual. Sifat umum adalah karakteristik yang pada umumnya dimiliki oleh banyak orang, sedangkan sifat individual (disposisi personal) adalah sesuatu yang secara khusus dimiliki oleh seseorang dan mempunyai kapasitas untuk mengartikan stimulus yang berbeda, yang setara secara fungsional, serta untuk memulai dan mengarahkan perilaku. Tiga tahapan disposisi personal adalah :
1.       Disposisi pokok, yang hanya dimiliki oleh beberapa orang dan yang sangat jelas, sehingga tidak dapat disembunyikan.
2.      Disposisi sentral, 5-10 karakteristik yang membuat seseorang menjadi khas.
3.      Disposisi sekunder, yang lebih tidak dapat dibedakan namun terdapat dalam jumlah yang lebih banyak dibanding disposisi sentral.
Otonomi fungsional yang dikemukakan Allport merujuk pada motif-motif yang dapat mempertahankan dirinya sendiri dan independen dari motif yang awalnya bertanggung jawab atas suatu perilaku. Otonomi fungsional yang bersifat memelihara merujuk pada kebiasaan dan perilaku yang tidak merupakan bagian dari proprium seseorang. Sedangkan, otonomi fungsional yang bersifat sentral meliputi semua motivasi yang dapat mempertahankan dirinya sendiri dan berhubungan dengan proprium seseorang. Proprium adalah perilaku yang hangat dan sentral untuk hidup individu dan dianggap sebagai sesuatu yang khusus dimiliki manusia. Proprium berkembang dari masa bayi sampai masa remaja melalui tujuh tingkat “diri”. Apabila semua segi perkembangan telah muncul sepenuhnya, maka segi-segi tersebut dipersatukan dalam suatu konsep proprium. Munculnya proprium merupakan suatu syarat untuk suatu kepribadian yang sehat.

Kepribadian sehat menurut Allport
Allport percaya bahwa individu yang sehat berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan yang membimbing dirinya dan dapat mengontrol kekuatan itu juga serta tidak didorong oleh konflik-konflik tidak sadar.
Kepribadian yang sehat tidak dikontrol oleh trauma ataupun konflik pada masa kanak-kanak. Pusat dari kepribadian diri sendiri adalah intensi-intensi kita yang sadar dan sengaja, misalnya harapan, aspirasi dan impian. Manusia yang sehat memiliki kebutuhan akan sensasi dan tantangan yang bervariasi. Orang yang sehat didorong oleh visi masa depan dan visi tersebut menyatukan kepribadiannya dan membawa individu ke tingkat stress yang lebih tinggi.
Menurut Allport, kebahagiaan bukanlah suatu tujuan dalam diri, tetapi hasil sampingan dari integrasi kepribadian dalam mengejar aspirasi dan tujuan. Tujuan-tujuan yang dicita-ditakan oleh orang yang sehat pada hakikatnya tidak dapat dicapai. Orang-orang yang matang dan sehat merasa puas apabila melakukan sesuatu dengan kemampuan maksimal mereka.

Ciri-ciri kepribadian sehat
Menurut Allport, karakteristik pribadi yang sehat adalah :
1.       Perluasan Perasaan Diri
2.      Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain
3.      Keamanan Emosional
4.      Persepsi Realistis
5.      Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas
6.      Pemahaman Diri
7.      Filsafah Hidup yang Mempersatukan

Perkembangan kesehatan mental menurut Allport
Berdasarkan pendapat Allport dalam membahas manusia, gambaran kodrat manusia adalah positif dan penuh harapan. Kepribadian-kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma-trauma dan konflik-konflik masa kanak-kanak. Orang-orang yang neurotis terikat atau terjalin erat pada pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, tetapi orang-orang yang sehat bebas dari paksaan-paksaan masa lampau.
Allport percaya bahwa bahwa tidak ada kesamaan-kesamaan fungsional antara orang yang neurotis dan orang yang sehat. Dalam pandangan Allport, orang yang neurotis beroperasi dalam genggaman konflik-konflik dan pengalaman-pengalaman kanak-kanak dan kepribadian yang sehat berfungsi pada suatu taraf yang berbeda dan lebih tinggi.
Menurut Allport, perkembangan proprium adalah sebagai dasar perkembangan kepribadian yang sehat. Istilah yang dipilihnya adalah proprium dan dapat didefinisikan dengan memikirkan bentuk sifat “propriate” seperti dalam kata “appropriate”. Proprium adalah susunan dari tujuh tingkat “diri”.
Dalam masa adolesensi, perjuangan proprium (propriate striving), tingkat terakhir dalam perkembangan diri (selfhood) timbul. Allport percaya bahwa masa adolesensi merupakan suatu masa yang sangat menentukan. Orang sibuk dalam mencari identitas diri yang baru, segi yang sangat penting dari pencarian identitas ini adalah definisi suatu tujuan hidup. Pentingnya pencarian ini yakni untuk pertama kalinya orang memperhatikan masa depan, tujuan-tujuan dan impian-impian jangka panjang.

Kesimpulan
Allport mengatakan bahwa manusia adalah produk dan proses, dimana manusia mempunyai struktur yang terorganisasi, sementara pada saat yang bersamaan, mereka memproses kemampuan untuk berubah. Allport mengemukakan mengenai sifat umum dan sifat individual (disposisi personal). Tiga tahapan disposisi personal adalah disposisi pokok, disposisi sentral, dan disposisi sekunder.
Kesehatan mental menurut Allport adalah orang-orang yang matang dan sehat tidak dikuasai oleh kekuatan yang tak sadar, melainkan bahwa individu yang sehat berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan yang membimbing dirinya dan dapat mengontrol kekuatan tersebut. Kepribadian yang sehat tidak dikontrol oleh trauma ataupun konflik pada masa kanak-kanak. Manusia yang sehat memiliki kebutuhan akan sensasi dan tantangan yang bervariasi. Orang-orang yang matang dan sehat akan merasa puas apabila melakukan sesuatu dengan kemampuan mereka yang dilakukan secara maksimal. Kriteria kepribadian yang sehat menurut Allport adalah :
1.       Perluasan Perasaan Diri
2.      Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain
3.      Keamanan Emosional
4.      Persepsi Realistis
5.      Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas
6.      Pemahaman Diri
7.      Filsafah Hidup yang Mempersatukan


DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Feist, Jess dan Gregory J. Feist. (2012). Teori Kepribadian Buku 2 Ed. 7 (2nd book Theories of Personality 7th). Jakarta : Salemba Humanika.
Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan Model-model Kepribadian Sehat. Yogyakarta : Kanisius.