animasi blog

Wednesday, 27 April 2016

Tugas Kesehatan Mental - Anorexia Nervosa (Tugas Kelompok)

ANOREXIA NERVOSA



Nama Kelompok :
Alya C. Prasasti (10514914)
Dinda Chaerani (13514158)
Marsya Khirunnisa (16514426)
Regina Dea (19514004)
2 PA 01

DEFINISI ANOREXIA NERVOSA
Anorexia Nervosa merupakan gangguan makan dengan karakteristik melaparkan diri. Anorexia adalah aktivitas untuk menguruskan badan dengan melakukan pembatasan makan secara sengaja dan melalui kontrol yang ketat. Penderita anorexia sadar bahwa mereka merasa lapar namun takut untuk memenuhi kebutuhan makan mereka karena bisa berakibat naiknya berat badan. Persepsi mereka terhadap rasa kenyang terganggu sehingga pada saat mereka mengkonsumsi sejumlah makanan dalam porsi kecil sekalipun, mereka akan segera merasa penuh  atau bahkan mual. Mereka terus menerus melakukan diet mati-matian untuk mencapai tubuh yang kurus. Pada akhirnya kondisi ini bisa menimbulkan efek yang berbahaya yaitu kematian. Anoreksia nervosa berkembang pada tahap remaja awal dan akhir, antara usia 12 dan 18 tahun, namun kemunculan pada usia yang lebih awal atau lebih tua juga terkadang ditemukan.
Orang lain mungkin melihat mereka sebagai “kulit membalut tulang”, namun wanita anoreksik memiliki citra tubuh yang terdistorsi dan akan tetap melihat diri mereka terlalu gemuk. Meskipun mereka secara sengaja membuat diri mereka lapar, mereka akan menghabiskan hari-hari mereka dengan berpikir dan membicarakan makanan, dan bahkan mempersiapkan makanan untuk orang lain (Rock & Curran-Celentano, 1996).
American Psychiatric Assosiation (1994) memberikan pengertian mengenai Anorexia Nervosa yaitu adalah kesalahan memandang berat badan atau bentuk badan. Individu yang mengalami gangguan ini mengalami ketakutan yang amat sangat terhadap kenaikan berat badan, sehingga cenderung melakukan penolakan berat badan normal sesuai umur dan berat badan.
Menurut Townsend (1998) Anorexia Nervosa adalah sindrom klinis dimana seseorang mengalami rasa takut yang tidak wajar terhadap kegemukan. Hal ini dicirikan oleh distorsi yang kasar dari bayangan tubuh, memikirkan secara berlebihan tentang makanan dan penolakan untuk makan. Anorexia Nervosa berarti kekurangan nafsu makan, tetapi sebenarnya penderita anorexia nervosa merasakan lapar dan juga berselera terhadap makanan, mempelajari tentang makanan dan kalori, menimbun, menyembunyikan dan sengaja membuang makanan.
Sementara menurut DSM-IV, anoreksia nervosa (AN) dimaksudkan dengan “keengganan untuk menetapkan berat badan kira-kira 85% dari yang diprediksi, ketakutan yang berlebihan untuk menaikkan berat badan, dan tidak mengalami menstruasi selama 3 siklus berturut-turut”. AN terbagi kedalam dua jenis yaitu:
1.             Restricting Type: individu tersebut menurunkan berat badan dengan berdiet saja tanpa makan secara berlebihan (binge eating) atau muntah kembali (purging). Mereka terlalu membatasi konsumsi karbohidrat dan makanan yang mengandung lemak.
2.             Binge-eating/ Purging type: individu tersebut makan secara berlebihan kemudian memuntahkannya kembali secara sengaja. (APA, 2005)

CIRI – CIRI PENDERITA ANOREXIA NERVOSA
Karakteristik diagnostik untuk anoreksia nervosa, yaitu :
1.              Menolak untuk mempertahankan berat badan pada atau diatas berat badan minimal yang normal sesuai dengan usia dan tinggi seseorang; misalnya, berat badan 15% di bawah normal.
2.              Ketakutan yang kuat terhadap penambahan berat badan atau menjadi gemuk, meskipun tubuhnya kurus
3.             Citra tubuh yang terdistorsi di mana tubuh seseorang-atau bagian tubuh seseorang-dipandang sebagai gemuk, walaupun orang lain memandang orang tersebut kurus
4.             Mempelajari tentang makanan dan kalori secara berlebihan
5.             Menyembunyikan atau sengaja membuang makanan
6.             Dalam kasus wanita yang telah mengalami menstruasi, terjadi ketidakhadiran tiga atau lebih periode menstruasi.

Tanda dan gejala medis lainnya :
1.             Denyut jantung lambat
2.             Tekanan darah rendah
3.            Suhu tubuh rendah
4.            Pembangkakan jaringan karena penimbunan cairan (edema)
5.            Rambut yang tipis dan lembut atau rambut tubuh dan wajah yang berlebihan

PENYEBAB ANOREXIA NERVOSA

Sebagian besar spesialis percaya bahwa gangguan tersebut berasal dari gabungan sejumlah faktor seperti :
1.        Faktor Biologis
Genetik beserta hormon dapat berefek pada berkembangnya perilaku anoreksia nervosa. Berdasarkan situs kesehatan healthline.com, terdapat kaitan antara perilaku anoreksia dengan kadar serotonin—sejenis zat kimia yang diproduksi di otak.
2.      Faktor Lingkungan
Kesan yang luas bahwa “cantik adalah terlihat kurus” bisa menjadi penyebab seseorang mulai mengembangkan kelainan perilaku makan. Gambar-gambar model di majalah maupun televisi dapat berdampak besar pada anak-anak gadis yang kemudian menyulut hasrat untuk menjadi kurus.

3.      Faktor Psikologis

Seseorang dengan OCD (Obsessive-Compulsive Disorder) bisa saja memiliki kecenderungan ekstra untuk menerapkan program diet ketat dan pola latihan yang sangat sulit dilanggar. Jika memiliki OCD, Anda mungkin berjuang mencapai kesempurnaan namun tetap merasa seperti tidak akan pernah meraihnya.

4.   Sosiokultural
Kultur negara barat sering menanamkan dan mempertebal keinginan untuk kurus. Media banyak menayangkan gambar model atau aktor bertubuh kurus. Kesuksesan dan keberhasilan selalu dikaitkan dengan tubuh kurus. Faktor pertemanan sebaya dapat menjadi alasan untuk menjadi kurus, khususnya pada gadis muda. Bagaimanapun, anorexia dan gangguan makan lain telah ada sejak berabad lalu, menunjukkan bahwa sosiokultural bukanlah semata-mata menjadi penyebab.

5.      Trauma yang sangat membekas
Trauma yang sangat membekas di masa lalu seperti pelecehan atau bully yang dialami di masa kecil sangat rentan dan beresiko menyebabkan anorexia diusia remaja atau dewasa.
6.      Kepribadian
Seseorang yang mudah marah, emosional, citra diri yang rendah, perfeksionis, dan obsesif juga sangat berpotensi menderita anorexia. Kepribadian yang demikian sangat rentan mengalami perubahan suasana hati dan emosi yang sangat berpotensi menyebabkan anorexia dikemudian hari.
7.       Usia
Usia puber atau remaja dan dewasa muda sangat rentan dan beresiko menyebabkan anorexia. Selain karena perubahan hormonal dalam tubuh, kondisi emosional yang masih labil menyebabkan remaja dan dewasa muda sangat rentan mengalami anorexia nervosa.
8.      Manajemen stres yang keliru
Manajemen stres yang keliru seperti sikap pesimis, kecemasan, perasaan negatif atau menolak untuk menghadapi suatu masalah juga berpotensi menyebabkan gangguan anorexia. Orang yang pesimis dengan bentuk tubuhnya yang besar misalnya, sangat berpotensi menyebabkan anorexia dikemudian hari.


GANGGUAN KESEHATAN AKIBAT ANOREXIA
1.              Jantung
Penderita anorexia sangat membatasi jumlah kalori yang mereka konsumsi. Hal ini menyebabkan tubuh tidak mendapatkan asupan bahan bakar apapun. Kemudian tubuh berubah ke “mode kelaparan” dengan memperlambat semua proses tubuh. Lama-kelamaan tubuh akan mulai mengonsumsi dirinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan akan berbagai nutrisi.
Ada sekitar 5-10% orang yang mengalami anorexia nervosa dan kebanyakan meninggal karena penyakit jantung. Jantung rawan mengalami gangguan akibat kurangnya jumlah nutrisi yang masuk ke dalam tubuh.
Jantung tersusun dari otot. Tubuh orang yang menderita anorexia akan mengonsumsi massa otot untuk energi, sehingga jantung juga kehilangan massa dan semakin kecil dan lemah.
2.            Tulang
Anorexia biasanya dimulai pada masa remaja, tulang menjadi bagian tubuh yang rawan mengalami kerusakan. Umumnya pada masa pubertas massa tulang kita akan bertambah, namun penderita anorexia nervosa justru kehilangan massa tulang. Keropos tulang dapat terjadi 6 bulan setelah seseorang mulai menunjukkan perilaku anorexia. Hal ini mengakibatnkan patah tulang dan osteoporosis yang terjadi pada usia dini.
3.            Kerusakan berbagai sistem tubuh
Anorexia nervosa merupakan gangguan mental parah yang berpotensi merusak hampir semua sistem tubuh. Anorexia dapat menyebabkan anemia dan jumlah sel darah putih menurun, sehingga membuat penderita rentan terhadap penyakit. Hal tersebut juga menyebabkan kulit kering, rambut rontok, gigi longgar, dan dapat merusak kesuburan wanita karena hilangnya periode menstruasi.
Penderita anorexia juga mengalami kekurangan energi, merasa lemah dan dingin, sembelit, serta sakit kepala. Efek jangka panjang anorexia terhadap tubuh termasuk penyakit jantung, gagal ginjal, pertumbuhan terhambat dan akhirnya menyebabkan kematian.

PENANGANAN BAGI PENDERITA ANOREXIA NERVOSA
1.              Penanganan Biomedis
a)     Perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan untuk membantu pasien anoreksia mencapai berat badan yang sehat.
b)     Pengobatan anti depresan dapat digunakan untuk mengatur nafsu makan dengan menubah proses kimia pada otak atau melepaskan depresi yang mendasari.
2.            Psikoterapi
Terapi psikodinamika bertujuan untuk mengeksplorasi dan menyelesaikan konflik psikologis yang ada pada penderita anorexia.
3.            Terapi Behavioral Cognitive (CBT)
a)     Membantu penderita anoreksia yang dirawat di rumah sakit untuk meningkatkan berat badan dengan memberi hadiah yang diinginkan untuk perilaku makan yang tepat.
b)     Untuk membantu individu dengan gangguan makan dengan cara mengalahkan pikiran dan keyakinan self-defeating serta mengembangkan kebiasaan makan dan pola berpikir yang sehat.
4.             Terapi Keluarga
Dapat digunakan untuk mengatasi konflik keluarga dan meningkatkan komunikasi antara anggota keluarga.

Video terkait Anorexia Nervosa dapat dilihat disini : 

DAFTAR PUSTAKA

Nevid, Jefrey S., Rathus, Spencer A., & Greene, Beverly. (2003). Psikologi Abnormal. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.
Papalia, Diane E. (2014). Menyelami  Perkembangan Manusia Edisi 12 – Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.
Ratnawati, V., Sofiah, D. (2012). Percaya Diri, Body Image, dan Kecenderungan Anorexia Nervosa Pada Remaja Putri. Vol 1, No. 2: hal 130-142.

No comments:

Post a Comment