ERICH FROMM
Konsep Kepribadian Fromm
Erich Fromm lahir pada tanggal 23 Maret, 1900
di Frankfurt, Jerman. Ia merupakan anak tunggal dari orang tua Yahudi Ortodoks
kelas menengah. Dari tahun 1925 hingga 1930 ia mempelajari psikoanalisis,
pertama di Munich lalu di Frankfurt, dan akhirnya di Berlin Psychoanalytic
Institute dimana sebagian gurunya adalah pendukung setia teori Freud. Beberapa
hal yang mempengaruhi pandangan Fromm yaitu pada umur 12 tahun ia menyaksikan
seorang wanita cantik dan berbakat melakukan bunuh diri dan tak ada seorang pun
yang memahami mengapa wanita tersebut memilih bunuh diri. Selain itu, ia juga
menyadari bahwa dirinya memiliki orang tua yang neurotis dimana ayahnya
seringkali murung, cemas, dan muram sedangkan ibunya mudah menderita depresi.
Tampak bahwa Fromm tidak dikelilingi pribadi-pribadi yang sehat. Pada umur 14
tahun, Fromm kemudian melihat irrasionalitas melanda Jerman, tepatnya ketika
pecah perang dunia I. Dia menyaksikan bahwa orang Jerman terperosok ke dalam
suatu fanatisme sempit dan histeris serta menjadi tergila-gila. Berdasarkan hal
tersebut, Fromm mengembangkan keinginan untuk memahami sumber tingkah laku
irasional.
Asumsi dasar teori kepribadian menurut Fromm
adalah bahwa kepribadian individu dapat dimengerti hanya dengan memahami
sejarah manusia. Fromm meyakini bahwa manusia tidak memiliki insting yang kuat
untuk beradaptasi dengan dunia yang berubah, melainkan mereka telah memperoleh
suatu kemampuan atau keadaan pada titik tertentu yang disebut dengan dilema manusia.
Manusia mengalami dilema dasar ini karena mereka telah terpisah dengan alam.
Perasaan terasingkan dan kesendirian yang sering dialami manusia dapat
dihindari dengan cara menyatukan diri dengan alam. Hanya kebutuhan manusia yang
unik akan keterhubungan, keunggulan, keberakaran, kepekaan akan identitas, dan
kerangka orientasi yang dapat menggerakkan manusia menuju kesatuan kembali
dengan dunia alami. Selain itu, untuk melepaskan diri dari kecemasan dasar
manusia menggunakan mekanisme pelarian diri seperti authoritarianism, sifat destruktif, dan konformitas.
Kepribadian sehat menurut Fromm
Menurut Fromm, orang yang sehat secara
psikologis memperoleh sindrom pertumbuhan yang mecakup kebebasan positif
(aktivitas spontan dari kepribadian yang utuh dan terintegrasi), biofilia (cinta yang berhasrat akan
kehidupan), dan cinta akan sesama manusia. Dalam bukunya Art Of Love, Fromm mengatakan bahwa kepribadian yang sehat adalah
orientasi produktif.
Manusia adalah mahluk yang
memiliki akal sehat, kesanggupan untuk mencintai, perhatian, tanggung jawab,
dan integritas. Apabila manusia kurang dalam menanggapi hal yang tersebut maka
manusia tersebut bisa di katakan tidak sehat secara mental menurut Fromm. Ia
juga menambahkan bahwa pribadi yang sehat adalah pribadi yang mampu
hidup hidup di masyarakat sosial yang ditandai dengan hubungan – hubungan yang
manusiawi, diwarnai dengan cinta dan saling tidak merusak.
Ciri-ciri
kepribadian sehat
Cinta yang produktif termasuk di dalamnya
pikiran yang produktif serta kebahagiaan adalah hal yang sehat karena
didorong oleh cinta dan akal budi manusia.
Cinta yang produktif juga berkaitan dengan sifat
yang menantang perhatian, tanggung jawab, respect
dan pengetahuan. Mencintai orang lain berarti memperhatikan kesejahteraan mereka,
ikut memikul tanggung jawab, dan dipandang secara respect dengan menerima apa adanya. Diperlukan pula pengetahuan
terhadap mereka secara objektif untuk menghormati mereka. Ciri-ciri kepribadian
sehat menurut Fromm yaitu :
1. Mampu
mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat
2. Mampu
mencintai dan dicintai
3. Memiliki
watak sosial yang produktif
4. Mampu
hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat
5. Mampu
mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan
6. Mampu
menjaga jarak antar individu dengan masyarakat tanpa merusaknya
Perkembangan kesehatan mental menurut Fromm
Erich Fromm mengemukakan bahwa manusia dipengaruhi
oleh lingkungannya sejak lahir. Fromm sependapat dengan Freud dalam menekankan
motivasi, tetapi tidak sependapat tentang motivasi yang bersifat instingtif.
Fromm berpendapat bahwa selain kebutuhan – kebutuhan organic yang perlu
dipuaskan, manusia juga terdorong untuk menjadi berkuasa untuk cinta dan untuk
merealisasikan cita – cita secara religius dan humanistis.
Dilihat dari sudut perkembangan psikoseksual,
perkembangan kepribadian menurut Fromm
bukan sebagai tahapan perkembangan fisiologi yang berturut-turut, melainkan
sebagai hasil-hasil dari proses sosialisasi. Kepribadian individu berkembang
menurut berbagai kesempatan yang diberikan oleh masyarakat tertentu. Penyesuain
diri seseorang dalam masyarakat biasanya merupakan kompromi antara kebutuhan batin
dan tuntutan dari luar.
Sedangkan apabila dipandang dari sudut tipe-tipe
karakter sosial, Fromm mengatakan bahwa kepribadian yang sehat yakni “orientasi
produktif”. Dengan menggunakan kata “orientasi”, Fromm menunjukkan bahwa kata tersebut
merupakan suatu pandangan yang meliputi berbagai segi kehidupan seperti respon-respon
intelektual, emosional, dan sensoris terhadap individu, benda, maupun berbagai peristiwa
terhadap diri dan secara umum.
Kesimpulan
Asumsi dasar teori kepribadian menurut Fromm
adalah bahwa kepribadian individu dapat dimengerti hanya dengan memahami
sejarah manusia. Perasaan terasingkan dan kesendirian yang sering dialami
manusia dapat dihindari dengan cara menyatukan diri dengan alam. Selain itu,
untuk melepaskan diri dari kecemasan dasar manusia menggunakan mekanisme
pelarian diri seperti authoritarianism,
sifat destruktif, dan konformitas.
Menurut Fromm, pribadi
yang sehat adalah pribadi yang mampu hidup hidup di masyarakat sosial yang
ditandai dengan hubungan – hubungan yang manusiawi, diwarnai dengan cinta dan
saling tidak merusak. Dari sudut perkembangan psikoseksual,
perkembangan kepribadian menurut Fromm adalah sebagai hasil-hasil dari proses
sosialisasi. Sedangkan apabila dipandang dari sudut tipe-tipe karakter sosial,
Fromm mengatakan bahwa kepribadian yang sehat yakni “orientasi produktif”,
maksudnya adalah suatu pandangan yang meliputi berbagai segi kehidupan seperti
respon-respon intelektual, emosional, dan sensoris terhadap individu, benda,
maupun berbagai peristiwa terhadap diri dan secara umum. Ciri-ciri kepribadian
sehat menurut Fromm yaitu :
1. Mampu
mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat
2. Mampu
mencintai dan dicintai
3. Memiliki
watak sosial yang produktif
4. Mampu
hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat
5. Mampu
mempercayai dan dipercayai tanpa memanipulasi kepercayaan
6. Mampu
menjaga jarak antar individu dengan masyarakat tanpa merusaknya
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Heru. (2008). Psikologi Umum. Jakarta :
Universitas Gunadarma.
Feist, Jess dan Gregory J. Feist. (2012). Teori Kepribadian Buku 2 Ed. 7
(2nd book Theories of Personality 7th). Jakarta : Salemba Humanika.
Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan Model-model Kepribadian Sehat. Yogyakarta :
Kanisius.
No comments:
Post a Comment